Anggota Jamaah Tabligh WNI di India Minta Dievakuasi karena Kehabisan Uang

0
568

TNews, JAKARTA – Seorang jemaah tabligh sedang berjalan menuju bus yang akan mengantarkannya ke fasilitas karantina di kawasan Masjid Nizamuddin, India. (Getty Images/Yawar Nazir)

Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan 10 orang Warga Negara Indonesia (WNI) anggota jamaah tabligh, yang sempat ditahan oleh kepolisian India, sudah dibebaskan.

Kesepuluh orang WNI itu sempat ditahan oleh otoritas hukum India karena terlilit persoalan visa dan ketentuan karantina wilayah atau lockdown di negara tersebut.

Mereka adalah bagian dari sekitar 700 orang WNI yang terlibat dalam acara jamaah tabligh yang digelar India saat bertepatan dengan merebaknya wabah virus corona.

Namun demikian, pemerintah Indonesia mengatakan pihaknya masih belum bisa memastikan kapan ratusan WNI dari India akan dievakuasi.

Sementara, sejumlah warga Indonesia yang mengikuti acara Jamaah Tabligh di India berharap Pemerintah Indonesia segera mengembalikan mereka ke Indonesia.

Bagaimana 10 WNI itu akhirnya dibebaskan?

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah mengatakan, proses hukum 10 WNI anggota jamaah tabligh, yang terancam hukuman penjara, diselesaikan dengan cara membayar denda.

“Kan ada juga yang 10 orang diselesaikan kasus hukumnya, dan mereka dinyatakan mereka membayar denda. Jadi itu sudah selesai,” kata Faizasyah kepada BBC News Indonesia, Selasa (28/04).

Sejauh ini, kata Faizasyah, pemerintah Indonesia belum bisa memastikan kapan akan mengevakuasi WNI jemaah tabligh di India. Sebab, India masih menetapkan status karantina wilayah.

Seorang jemaah tabligh sedang dibawa ke fasilitas karantina di Nizamuddin, India. (SAJJAD HUSSAIN/AFP via Getty Images)

Minta pulang, kehabisan uang: ‘Kadang saya di sini makan pakai garam saja’

“Harapan besar kami, supaya pihak pemerintah Indonesia, supaya bisa mengevakuasi kami,” kata salah satu anggota Jemaah Tabligh asal Indonesia di India, Ali Sahbana kepada BBC News Indonesia, Selasa (28/04).

Saat ini Ali bersama dengan 85 WNI menjalani proses karantina di salah satu pusat karantina kawasan New Friends Colony, Delhi.

Warga asal Makassar, Sulawesi Selatan, mengaku sudah menjalani proses karantina sejak awal bulan setelah mengikuti kegiatan Tabligh Akbar di Masjid Nizamuddin, Delhi, India pada pertengahan Maret bersama ribuan orang lainnya.

“Mulai karantina tanggal 2 (April) sampai sekarang,” katanya.

Ia mengaku baru mendapat kabar baik.

“Tadi pagi dapat berita baik dari dokter mengenai berita keadaan kesehatan kami, bahwa semua negatif dari covid-19. Kemudian saya tanya kapan kami bisa keluar dari karantina ini? Itu dokter sampaikan itu tanggal 30 (April) sudah bisa keluar,” kata Ali.

Namun, kabar ini telah ditepis juru bicara Kemenlu Indonesia, Teuku Faizasyah yang mengatakan ‘Kapan persisnya kita tidak tahu’.

Selain kabar itu, Ali mengaku bersama puluhan WNI jemaah tabligh juga dijanjikan mendapatkan surat keterangan negatif Covid-19 dari otoritas setempat.

“Besok pagi baru mau diserahkan. Cuma tidak tahu apakah satu surat ber empat nama, atau per orang. itu belum jelas juga,” kata Ali.

Selama menjalani masa karantina WNI jemaah tabligh tak diizinkan membeli makanan dari luar. Mereka dikurung di dalam ruangan dengan makanan itu-itu saja.

“Karena hampir dari kawan-kawan ini ada yang sudah eneg, sudah tidak bisa masuk lagi, karena makanannya cuma dal. Ya kalau bahasa kasarnya ini bukan lagi makanan untuk Babu. Kadang saya di sini makan pakai garam saja,” kata Ali.

Ali melanjutkan, “Mau nggak mau kita nerimo lah. Daripada nggak makan,sakit malah dibilang Covid-19, nanti.”

Menurut Ali, saat ini jemaah sudah mulai kehabisan uang. “Kawan-kawan ada yang sempat bicara sisa uangnya itu nggak sampai 1 juta, paling 750ribu lagi,” katanya.

Seorang jemaah tabligh di India membawa tasbih saat hendak diantar ke fasilitas karantina. (Yawar Nazir/Getty Images)

Siapakah Jamaah Tabligh?

Organisasi ini didirikan pada 1926 di kawasan Mewat, India utara, oleh seorang ulama Islam terkemuka, Maulana Mohammed Ilyas Kandhlawi.

Tujuannya adalah menanamkan Islam “sejati” di antara umat Muslim sedunia. Kala itu, banyak umat Muslim di India merasa bahwa identitas politik dan agama mereka terancam oleh kekuasaan kolonial Inggris.

Organisasi tersebut kemudian berkembang pesat di India yang saat itu belum terbagi menjadi beberapa negara. Perkembangannya terus meningkat setelah India merdeka pada 1947, bahkan ketika Pakistan dan Bangladesh berdiri.

Apa tujuannya?

Pendiri Jamaah, Mohammed Ilyas, suatu saat pernah berkata, “Oh umat Muslim jadilah Muslim yang baik”. Perkataan itu menjadi inti dari tujuan utama Tablighi Jamaat mengedepankan ajaran Islam di antara umat Muslim.

Para anggotanya mengklaim Jamaah Tabligh adalah organisasi non-politis yang bertujuan membangun masyarakat Islam berdasarkan ajaran Quran.

Organisasi tersebut mengirim delegasi-delegasinya ke berbagai negara selama 40 hari dalam setahun dan terkadang dalam jangka waktu yang lebih pendek.

Para pensyiar dari organisasi itu menjalankan metode syiar agama orang-per-orang, sehingga mereka akan mendatangi rumah-rumah umat Muslim untuk menyampaikan ajaran Islam.

 

Sumber: Detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.