TNews, INTERNASIONAL – Singapura menggelar razia untuk warga yang melanggar aturan jaga jarak (social distancing) untuk mengendalikan wabah Corona (COVID-19). Ada 200 orang yang terjaring razia, 80 orang di antaranya tidak memakai masker.
Seperti di lansir dari The Straits Times, Selasa (21/4/2020) razia tersebut digelar pada hari Senin (20/4). Masih banyak warga di Singapura yang tak mematuhi aturan jarak aman untuk antisipasi penularan Corona.
Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Masagos Zulkifli mengatakan di laman Facebook-nya pada Senin (20/4), bahwa sembilan dari orang-orang ini melanggar untuk kedua kalinya. Mereka akan dikenai denda masing-masing 1.000 dolar Singapura (sekitar Rp 10,9 juta dengan asumsi nilai kurs rupiah saat ini).
“Jika ini adalah tindakan pembangkangan dan tidak bertanggung jawab, mereka jelas merusak upaya yang telah dilakukan semua orang. Apa yang diperlukan untuk membuat mereka memahami bahwa mereka membahayakan keselamatan semua orang,” tulis Masagos.
Jaga Jarak Ketika Antre dan Pakai Maskernya Dong!:
Dalam unggahan status Facebooknya itu, dia juga mencoba menunjukkan betapa cepatnya COVID-19 ini menular. Apalagi bagi kota Singapura yang sangat padat, sehingga resiko penularannya pun semakin tinggi.
Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Masagos mencatat bahwa pembawa (carrier) COVID-19 diperkirakan menginfeksi dua orang lain, yang kemudian dapat menginfeksi dua orang lainnya. Dan dalam satu bulan, satu orang berpotensi menginfeksi seribu orang, jika dibiarkan.
Guna memperkuat pentingnya tinggal di rumah dan mematuhi langkah-langkah menjaga jarak yang aman, Masagos mengingatkan soal ancaman gelombang kedua Corona.
“Mereka mungkin memerlukan beberapa kenyamanan, tetapi berita harian melaporkan situasi yang mengerikan di negara lain, termasuk infeksi gelombang kedua, merupakan pengingat serius tentang risiko tinggi pandemi ini. Seperti juga fakta mengejutkan dan mengkhawatirkan tentang virus yang kita temukan setiap hari dari komunitas ilmiah global,” ungkapnya.
“Bersama-sama, kita memutuskan hasil dari krisis COVID-19. Tidak ada orang lain,” sambungnya.
Sumber: Detik.com