TNews, KLATEN – Dalam sebuah desa di Kabupaten Klaten Jawa Tengah terdapat 28 penerima bantuan sosial tunai (BST) dampak pandemi virus Corona atau COVID-19 salah sasaran. Mereka terdiri dari kepala desa hingga ada 17 orang yang sudah meninggal dunia.
“Dari 28 KK tersebut yang 6 KK atas nama kades dan 5 perangkat Desa Kraguman,” kata Camat Kebonarum, Sutopo saat dihubungi, Selasa (19/5/2020).
“Selain Kades dan perangkat desa ada 3 KK atas ASN/pensiunan. 2 KK termasuk orang mampu dan ada 17 KK sudah meninggal dan tidak ada ahli warisnya,” lanjut Sutopo.
Sutopo mengatakan 28 KK penerima ini sudah mengembalikan bantuan itu secara legawa. Selanjutnya pihak desa telah menonaktifkan nama para penerima tersebut dan mengusulkan nama-nama pengganti.
“Diusulkan KK pengganti melalui Dinsos. Jadi sudah tidak ada masalah,” sambung Sutopo.
Diwawancara terpisah, Sekdes Kraguman, Martoyo mengatakan pemerintah desa juga bingung dengan masuknya nama kepala desa dan 5 perangkat sebagai penerima BST tahap I. Mereka yakin data penerima BST dari Kemensos ini bukan berasal dari desa.
“Kami tidak tahu data nama itu dari mana sebab kami yakin data bukan dari desa. Apalagi ada ada yang mati cukup banyak, ini kan tidak mungkin dari desa,” ungkap Martoyo kepada wartawan di kantornya.
Pihak desa mengetahui data salah sasaran ini saat verifikasi data pusat. Setelah mengetahui hal itu, maka 28 nama KK itu dinonaktifkan.
“Saya tidak habis pikir. Ini mekanisme datanya bagaimana kok bisa keluar semacam ini,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kaur Perencanaan Desa Kraguman, Ahmad Razin mengaku kaget tahu namanya masuk dalam daftar penerima BST.
“Saya itu didata juga tidak, disurvei juga belum. Tapi dari pemerintah desa tegas perangkat dan ASN tidak bisa sehingga saya juga ikhlas tidak menerima,” jelas Razin.
Sumber: Detik.com