TNews, JAKARTA – PLN memastikan tarif dasar listrik seluruh golongan tarif tidak naik, termasuk rumah tangga daya 900 Volt Ampere (VA) Rumah Tangga Mampu (RTM) dan di atasnya. Seperti diketahui penetapan tarif dilakukan 3 bulan sekali oleh pemerintah. Untuk tarif April hingga saat ini dinyatakan tetap, yakni sama dengan periode 3 bulan sebelumnya.
“Kami pastikan saat ini tidak ada kenaikan listrik, harga masih tetap sama dengan periode tiga bulan sebelumnya. Bahkan sejak tahun 2017 tarif listrik ini tidak pernah mengalami kenaikan,” tutur Executive Vice President Corporate Communcation and CSR, I Made Suprateka.
PLN menyebut peningkatan tagihan rekening listrik pada pelanggan rumah tangga lebih disebabkan oleh meningkatnya penggunaan masyarakat akibat adanya pandemi virus corona yang membuat masyarakat banyak melakukan aktifitas di rumah.
Sayangnya, evaluasi 3 bulanan itu tak mendapat sambutan hangat masyarakat. Banyak yang merasa pemakaian listrik mereka tidak meningkat namun tagihan listriknya melonjak berkali-kali lipat dari sebelum adanya pandemi Corona.
Setidaknya keluhan semacam itu dapat dilihat di kolom komentar salah satu artikel berita detikcom yang berjudul ‘Hasil Evaluasi 3 Bulanan: Tarif Listrik Tidak Naik!’. Di sana mayoritas pembaca mengeluhkan hal serupa.
“PLN gak jelas banget. Kami selama ini gak ad tuh yg kerja diluar, pemakaian listrik seperti biasa. Tp wfh 2 bulan ini bayar listrik melejit Naik 200rban Anda sehat? Kita lg susah jg pak bos, jgn seenakny naikin tarif Mohon penjelasannya,” Senin (4/5/2020).
Hal serupa juga dikeluhkan pembaca lainnya. Tagihan listrik yang harus dibayar pembaca satu ini sejak ada Corona bisa sampai Rp 500 ribu/bulan, padahal menurutnya pemakaian listriknya normal-normal saja sama dengan sebelum Corona.
“Hadeehhh PLN gmana sih?? Tagihan semahal2nya cm 350rb, masa bulan ini bisa 500rban..wfh apa nggak, pemakaiannya normal!!” keluhnya.
Ada pula yang beranggapan bahwa kenaikan tarif listrik terjadi karena pihak perseroaan sengaja membebankan kenaikan tarif listrik diam-diam untuk menutupi kerugiaan PLN sebab adanya insentif tarif listrik kepada pelanggan subsidi.
“PLN parah … dirumah gw tagihan listrik malah naik padahal pemakai an sblm pandemi dan di saat pandemi sama, apa mungkin biaya listrik pelangan subsidi yg digratiskan slama 3 bln itu dibebankan ke pelangan yg non subsidi ??,” imbuhnya.
Keluhan-keluhan senada juga ternyata banyak berseliweran di media sosial. Selengkapnya di halaman berikutnya.
Keluhan-keluhan senada juga ternyata banyak berseliweran di media sosial. Salah satunya bisa dijumpai di akun Instagram @lambe_turah dalam unggapahan screenshot komentar netizen yang mengeluhkan tarif listrik.
Dalam unggahan tersebut bahkan ada yang berkomentar rumahnya tak ditempati selama sebulan dan tentunya kondisi listrik tidak menyala. Akan tetapi, netizen tersebut kecewa saat menerima tagihan listrik yang jumlahnya sama seperti saat rumah itu ditempati.
“Aneh, rumah ga ada yg nempatin, listrik tetap, subsidi silang aja bilang, kok pemerintah yang gratisin, dzolim bener,” timpalnya.
Ada juga netizen yang sampai harus membayar tagihan listrik hingga Rp 2 juta/bulan. Padahal, menurutnya pemakaian listrik masih sama seperti sebelumnya.
“Tagihan sebulan paling mahal biasanya 1 jt. Bulan ini jd 2 jt. Pdhl pemakaian listrik ga ada bedanya, toh enggak wfh dan anak masih playgroup jadi sekolah bentar doang, lebih banyak di rumah. Perlu diaudit nih kayaknya. Kalau emang ga curang harusnya berani klarifikasi,” ucapnya.
Keluhan-keluhan semacam ini juga banyak ditemui di akun Instagram milik PLN itu sendiri @pln_id. Di sana, banyak netizen yang mengeluh kenaikan listriknya tidak masuk di akal, atau terlampau tinggi sampai berkali-kali lipat dari normalnya.
“Sakit jiwa lu yee, pegawai2 lu gk mau ngecek meteran apa? Takut ama corona? akibatnya kita jadi bayar 2x lipat lah… saya sudah cek smart meter saya, saya telepon petugas PLN untuk membandingkan dengan yang bulan lalu… dan hasilnya sama!! aturan saya bayar 1,5 juta seperti bulan lalu, tapi malah 3 juta… ya elah pegawai lu udah digaji mahal2 tapi gk mau cek meteran? otaknya di mana… rugiin pelanggan saja,” keluhnya.
“Tp kenaikannya ga masuk di akal smpe 250 ribu. Pemakaian biasa aja gak ada wfh. Ini kenapa?” timpal yang lain.
Meski demikian, masih ada pembaca yang menilai kenaikan tarif listrik yang dirasakan banyak masyarakat saat ini sebagai hal yang lumrah. Baik di akun Instagram @lambe_turah maupun @pln_id. Mereka-meraka ini paham bahwa kenaikan tagihan listrik terjadi karena penggunaannya sendiri yang juga meningkat dari sebelumnya.
“yajelas lah naik. KALIAN KAN DI RUMAH AJA!!!! gmn gak naik!!! ahhh,” tutur netizen @lambe_turah.
“Ada kemungkinan karena di rumah aja. Coba check penggunaan AC, apakah hampir seharian? TV, microwave dll. Tagihan gw seperti bulan-bulan sebelumnya,” timpal netizen @lambe_turah yang lain.
Bahkan, pelanggan PLN lainnya mengaku tagihan listriknya turun sedikit dari biasanya.
“Knp banyak yg komen tarif listrik naek yaa?? Gwa listrik pascabayar 3500VA ga naek tuh, malah turun 50k untuk bulan Mei,” tulis netizen @pln-id.
Nah, buat detikers yang merasa tagihan listriknya jauh berbeda saat masa pandemi ini bisa kirim ceritanya kepada kami. Lampirkan juga perbandingan tagihan bulan sebelumnya dan bulan terakhir agar ada gambaran.
Sumber: Detik.com