TNews, OLAHRAGA – Tidak ada yang salah dengan asyik main gim daring (online game) selama pandemi, termasuk bagi pesepak bola Liga Inggris. Penangguhan kompetisi dan seluruh aktivitas sepak bola membuat para pesepak bola mesti memutar otak untuk melawan kebosanan.
Main game menjadi salah satu aktivitas favorit para pemain saat lockdown. Terlebih, sejumlah kompetisi daring juga digelar selama aktivitas sepak bola dihentikan. Yang teranyar adalah ePL Invitational yang dijuarai oleh Diogo Jota setelah mengalahkan Trent Alexander-Arnold di final.
Namun, lain cerita jika sudah jadi adiksi atau kecanduan. Efek inilah yang diwaspadai oleh Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA). Bagan turnamen FIFA 20 ePL Invitational yang sudah memasuki babak 16 besar.
Mengutip laporan Mark Ogden untuk ESPNFC, pada 21 April, PFA melakukan survei untuk mengetahui adiksi para pesepak bola. Dari 258 pemain yang merespons, 13 orang di antaranya terindikasi memiliki kecanduan pada online game.
PFA hingga saat ini memberikan konseling dan bantuan medis kepada para pesepak bola yang memiliki masalah adiksi minuman keras, obat-obatan terlarang, seks, dan judi. Persoalannya, belum ada program terkait masalah kecanduan game.
Mengkhawatirkan kesenangan main game terkesan berlebihan. Namun, anggota PFA, Jeff Whitley, menuturkan bahwa persoalan yang berkaitan dengan kecanduan ini baru akan terlihat jelas saat kompetisi sudah dimulai.
“Mental para pemain muda akan terdampak jika main game melulu dari pukul dua siang sampai dua pagi. Kalau mereka tidak tidur, masalah akan muncul saat latihan,” jelas Whitley kepada ESPNFC.
“Mereka bakal uring-uringan atau cepat marah sehingga gampang berkonfrontasi dengan tim dan pelatih. Kehidupan keluarga juga dapat terganggu. Kehidupan pribadi mereka bisa rusak karena menghabiskan setengah hari dengan main game. Keuangan mereka pun bisa bermasalah,” tutur Whitley.
Whitley tidak menampik bahwa bermain online game bisa membuat para pesepak bola tetap terhubung dengan rekan-rekannya. Akan tetapi, ya, itu tadi. Jika dilakukan secara berlebihan alias tak kenal waktu, main game dapat memunculkan masalah baru.
Menurut Whitley, segala sesuatunya bisa tidak terkontrol jika seorang pemain tidak mengalami pemahaman yang benar tentang adiksi. Tahu-tahu, pemain tersebut menyadari bahwa ia sudah kecanduan.
Meski demikian, bukan berarti adiksi ini tidak dapat dicegah. Whitley punya cara yang bisa dilakukan para pesepak bola untuk–setidaknya–waspada akan kecanduan game.
“Coba tetapkan waktu nge-game, maksimal, empat jam setiap hari. Main empat jam, setelah itu berhenti. Kalau mau mengukur apakah kamu punya masalah kecanduan atau tidak, gunakan timer,” jelas Whitley.
“Hitung kira-kira berapa lama kamu merasa baik-baik saja dan gelisah saat tidak bermain. Hitung seberapa tahan, sih, kamu dengan aturan yang kamu buat sendiri,” ujar Whitley.
Sejak ditangguhkan pada 13 Maret, belum ada kepastian apakah Premier League 2019/20 bakal dilanjutkan atau dibatalkan. Meski demikian, sejumlah laporan menyimpulkan bahwa kompetisi sepak bola level paling elite di Inggris tersebut ditargetkan kembali bergulir pada 13 Juni 2020.
Sumber : Kumparan