TNews, BOGOR – Seorang ibu di Kabupaten Bogor positif terinfeksi virus Corona (COVID-19). Pasien sempat menolak dirawat di rumah sakit (RS).
Ketua Tim Gugus Tugas COVID-19 Puskesmas Sukamakmur, Teguh Yudiana mengatakan pasien asal Jonggol, E (42) terkonfirmasi positif virus Corona dari hasil rapid test pada Kamis (7/5). Pihak RS pun, langsung menyarankan agar E dirawat.
Teguh mengungkapkan ibu ini menolak untuk dirawat dan memilih untuk pulang ke rumah. Lalu keesokan harinya, hasil swab test E keluar dan ibu ini dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
Pihak RS pun segera menghubungi E agar dirawat. Namun, lanjutnya, ibu ini tidak mau dirawat. Petugas kesehatan pun langsung menuju ke rumah E untuk dijemput agar E dirawat di RS. Namun saat itu ibu dan keluarganya tidak berada di rumah.
“Tidak kooperatif keluarganya. Kemana (perginya ibu dan keluarganya) nggak tau tuh. Ditelusuri tuh (dari) Jumat sore sampai Sabtu pagi ditelusuri, nggak ada. Katanya ada kabar berobat ke alternatif. Iya berobat alternatif katanya di daerah Sukamakmur. Saya dapat infonya dari relawan COVID Jonggol,” kata Teguh, ketika dihubungi, Selasa (12/5/2020).
Teguh menambahkan petugas medis langsung melakukan penelusuran. Selanjutnya pada Senin (11/5), diketahui bahwa pasien positif COVID-19 dan keluarganya berada di Legok Nyenang, Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukamakmur. Tim medis langsung menjemput pasien tersebut.
“Senin dijemput. Sudah dirawat di sana 2 malam, 2 hari 2 malam. Katanya nggak ada perkembangan kalau (dirawat) di rumah sakit, gitu. Dijemput di sana, kasih penyuluhan supaya nurut, si ibu harus ikut, kita bawa ke RS COVID-19 di RSUD Cileungsi,” terangnya.
Saat menjalani perawatan di tempat alternatif, E bersama 4 orang pasien lainnya. Sang dukun disebut tidak mengetahui kalau E positif terinfeksi virus Corona.
“(Dukun mengira E terkena) penyakit TBC apa katanya, penyakit TBC. Jadi (E saat dirawat di pengobatan alternatif) di situ hanya diurut, diurut, gitu,” kata dia.
Teguh mengungkapkan E, suaminya, dan anaknya dibawa ke RSUD Cileungsi. Suami dan anak E yang telah berstatus orang dalam pemantauan (ODP), melakukan isolasi mandiri.
Sedangkan sang dukun berserta 4 pasiennya juga melakukan isolasi mandiri karena menjadi ODP. Teguh mengatakan kediaman sang dukun telah disemprot disinfektan.
“Ada 4 (orang) yang masih perawatan dukun itu, yang dalam perawatan alternatif itu ada sekitar 4 orang. 5 orang sama si ibu. Kurang lebih 13 orang yang ditracking tadi,” jelas Teguh.
Sumber: Detik.com