TNews, SEHAT – Ahli epidemiologi sekaligus Kepala Teknis COVID-19 WHO, Dr Maria Van Kerkhove, mengklarifikasi pernyataannya soal penularan corona dari orang tanpa gejala (OTG) jarang terjadi. Kerkhove menyatakan ucapannya itu telah disalahpahami.
Pada awalnya, Kerkhove mengatakan berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa negara, penularan virus oleh OTG jarang terjadi. Hal tersebut disampaikannya dalam konferensi pers virtual pada Senin (8/6) waktu setempat.
“Kami memiliki sejumlah laporan dari negara-negara yang melakukan pelacakan kontak yang sangat terperinci. Mereka mengikuti kasus tanpa gejala, mereka mengikuti kontak dan mereka tidak menemukan transmisi sekunder. Ini sangat jarang,” kata Kerkhove.
Pernyataan Kerkhove lantas memicu reaksi dari berbagai pihak, khususnya para tenaga medis.
“Bertentangan dengan apa yang diumumkan WHO, secara ilmiah tidak mungkin untuk menegaskan bahwa orang tanpa gejala SARS-CoV-2 tidak terlalu menular (kepada orang lain)” ujar Profesor Gilbert Deray dari RS Pitie-Salpetriere di Paris.
Selain itu, Profesor epidemiologi klinis di London School of Hygiene dan Tropical Medicine, Liam Smeeth, mengaku terkejut dengan ucapan Kerkhove.
“Masih ada ketidakpastian ilmiah, tetapi infeksi dari orang tanpa gejala bisa sekitar 30 hingga 50 persen dari total kasus positif. Studi ilmiah terbaik hingga saat ini menunjukkan setengah dari kasus positif terinfeksi dari orang tanpa gejala atau pra-gejala,” kata Smeeth.
Usai menuai reaksi, Kerkhove kemudian mengunggah ringkasan WHO tentang transmisi dalam akun Twitternya
“Studi komprehensif tentang penularan dari orang tanpa gejala sulit dilakukan, tetapi bukti yang tersedia dari pelacakan kontak yang dilaporkan oleh negara anggota menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi tanpa gejala jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus dibandingkan orang yang mengalami gejala,” ucap Kerkhove.
Ia pun mengklarifikasi kesalahpahaman bahwa apa yang disampaikannya baru merujuk pada beberapa studi, bukan pernyataan resmi WHO.
“Saya merujuk pada sedikit studi, sekitar dua atau tiga. Saya tidak menyatakan kebijakan WHO,” ujarnya.
“Saya menggunakan frasa ‘sangat jarang’, dan saya pikir itu adalah kesalahpahaman untuk menyatakan bahwa transmisi dari orang tanpa gejala secara global sangat jarang. Yang saya maksudkan adalah bagian dari studi,” tutupnya.
Adapun di Indonesia, penularan corona dari OTG mencapai 80 persen dari total kasus positif.
“Kita harus lindungi diri kita dulu dengan cara gunakan masker kita tidak pernah tahu siapa orang di luar yang bawa virus ini,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto.
“Karena dari catatan data kita bisa lihat bahwa hampir 80 persen mungkin kita temukan kasus positif pada orang yang tanpa gejala sama sekali,” lanjutnya.
Sumber: Kumparan.com