TNews, JAKARTA – Ujaran kebencian yang ada di Facebook tak hanya mengganggu suasana diskusi di platform media sosial tersebut. Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu juga harus kehilangan pemasukan dari segi iklan.
Terbaru, salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di AS, Verizon, mengumumkan pencabutan iklan mereka di platform Facebook dan Instagram pada Kamis (25/6). Mereka jadi pihak terbaru dalam jajaran perusahaan AS yang kompak mencabut iklan di Facebook dalam beberapa minggu terakhir.
Aksi boikot Facebook secara luas pertama kali dimulai pada 17 Juni 2020 oleh enam organisasi nirlaba yang dipimpin oleh Liga Anti-Fitnah (Anti-Defamation League/ADL). Pada tanggal tersebut, mereka menyampaikan surat terbuka bagi para pengiklan untuk mencabut bisnis mereka dengan Facebook, karena situs media sosial itu dianggap sebagai sarang konten kebencian dan hoaks.
Sejumlah perusahaan pun resmi menyudahi bisnis mereka dengan Facebook. Beberapa di antara mereka adalah The North Face, Pantagonia, dan Ben & Jerry’s.
25 Juni 2020, Liga Anti-Fitnah menyampaikan surat terbuka mereka yang terbaru untuk Facebook. Di surat itu, mereka kembali mengajak para perusahaan untuk berhenti beriklan di Facebook, dan secara eksplisit mencatut nama Verizon.
“Kami menemukan iklan untuk Verizon muncul di sebelah video dari kelompok konspirasi QAnon yang menggambarkan retorika yang penuh kebencian dan antisemit, memperingatkan bahwa Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) berencana untuk melakukan perang saudara dengan kamp konsentrasi dan peti mati yang telah siap dan mengklaim orang Amerika sudah dikarantina di distrik militer,” kata Liga Anti-Fitnah, di surat tersebut.
Menanggapi pencatutan nama perusahaan di surat terbuka itu, SVP & Chief Media Operation Verizon, John Nitti, mengatakan kepada CNBC bahwa pihaknya telah menangguhkan kerja sama iklan dengan Facebook.
Dia pun mengatakan, Verizon akan menghentikan iklan hingga Facebook berhasil membenahi platform mereka.
“Kami menghentikan sementara iklan kami hingga Facebook dapat menciptakan solusi yang dapat diterima yang membuat kami nyaman dan konsisten dengan apa yang telah kami lakukan dengan YouTube dan mitra lainnya,” katanya.
Keluarnya Verizon sebagai pengiklan merupakan tamparan keras bagi Facebook. Sebab, menurut data dari perusahaan analitik Pathmatics yang dilaporkan jurnalis CNBC Meg Graham, Verizon mengeluarkan kocek iklan sebesar 1,5 juta dolar AS untuk Facebook dan 500 ribu dolar AS untuk Instagram. Catatan itu membuat Verizon berada di peringkat ke-78 dalam daftar pengiklan terbesar di Facebook dari 22 Mei hingga 20 Juni 2020.
Meski demikian, Facebook tampak tak bergeming dengan aksi boikot iklan dari sejumlah perusahaan besar AS. Menurut laporan The Wall Street Journal, direksi Facebook tak mau mengubah kebijakan mereka hanya karena persoalan cuan.
“Kami tidak mengubah kebijakan yang berhubungan dengan tekanan pendapatan,” kata VP Global Marketing Solutions Facebook, Carolyn Everson, dalam sebuah email kepada para pengiklan pada 20 Juni 2020, dilansir The Wall Street Journal.
Facebook sendiri memiliki kebijakan yang berbeda dengan media sosial lain seperti Twitter. Di saat Twitter memberikan label cek fakta atas konten hoaks dan ujaran kebencian, Facebook justru tampak membiarkan konten semacam itu. Kebijakan ini pun kemudian mendapat tentangan dari para aktivis dan karyawan Facebook itu sendiri.
Sumber: Kumparan.com