TNews, EKONOMI – Nilai tukar rupiah bertengger di posisi Rp14.220 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (26/6) sore. Posisi tersebut melemah 0,32 persen dibandingkan perdagangan Kamis (25/6) sore di level Rp14.175 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.239 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.231 per dolar AS.
Pergerakan rupiah berbanding terbalik dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia. Terpantau yen Jepang menguat 0,27 persen, dolar Singapura menguat 0,06 persen, dolar Taiwan menguat 0,24 persen, won Korea Selatan menguat 0,33 persen, peso Filipina menguat 0,33 persen, dan rupee India menguat 0,03 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju juga tercatat cukup berotot di hadapan dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,10 persen, dolar Australia menguat 0,01 persen dan franc Swiss menguat 0,14 persen. Hanya dolar Kanada yang terpantau masih mengalami pelemahan 0,09 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah sore ini dipicu oleh kekhawatiran pasar atas masih tingginya angka persebaran virus corona. Di sisi lain Indonesia juga perekonomian Indonesia yang belum stabil akibat dampak pandemi membuat rupiah rentan dengan sentimen-sentimen eksternal.
“Rupanya kekhawatiran pasar terhadap kenaikan penyebaran virus covid mendorong pelaku pasar mencari dollar AS sebagai aset aman,” ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Sinyal penguatan dolar juga terlihat dari tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang hari ini melemah ke kisaran 0,67 persen atau turun 2,6 persen. “Ini menunjukkan demand terhadap obligasi AS meningkat,” tuturnya.
Sumber : Detik.com