TNews, BOLMONG — Kasus Drop Out (putus sekolah) merupakan tantangan bagi tenaga pendidik di derah terpencil.
Tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan terhadap anak di wilayah terpencil harus menjadi perhatian khusus pemeritah dalam menunjang peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Pada kondisi wilayah yang terisolir jauh dari pemukiman umum, kasus drop out kerap terjadi tanpa terfikir oleh orang tua siswa akan pentingnya berpendidikan dimasa sekarang ini, disinilah tantangan dan peran tenaga pendidik.
Seperti di Desa Pomoman, Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), berdasarkan penuturan Kepala Sekolah SMP Negeri Satap Pomoman, Rentje Winokan, pihaknya harus berkali-kali mendatangi rumah siswa untuk membujuk orang tua dan siswa agar kembali masuk sekolah.
“Kita harus mengunjungi mereka, membujuk agar bisa masuk kembali sekolah seperti sebelumnya,” ungkap Rentje, Selasa (23/06/2020).
Keberadaan jumlah siswa yang sedikit tentunya hanya bisa mengakomodir warga Desa Pomoman sendiri untuk mengenyam pendidikan, juga mengharuskan pihak sekolah senantiasa memberikan bimbingan dan arahan tentang pentingnya pendidikan saat ini.
“Ada juga yang kita kunjungi secara langsung tetap tidak berhasil. Sehingga mereka harus putus sekolah. Ini menjadi upaya kita kedepan untuk bisa memasukkan kembali siswa yang drop out,” katanya.
Desa Pomoman sendiri memiliki Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang digunakan oleh 28 siswa secara keseluruhan kelas I hingga Kelas VI dengan jumlah guru 4 orang.
Selain itu juga memiliki gedung SMP dengan jumlah siswa 14 orang secara keseluruhan dari Kelas VII hingga Kelas IX, 4 siswa diantaranya sudah dinyatakan lulus dan memiliki 4 tenaga guru.
Kepala Dinas Pendidikan Bolmong Renti Mokoginta dalam kunjungan desiminasi pendidikan di wilayah terpencil di Desa Pomoman, Selasa (23/06/2020), menegaskan kembali kepada pihak sekolah untuk kembali mendatangi siswa-siswa yang sudah putus sekolah tersebut untuk diajak kembali beraktifitas di sekolah seperti biasanya.
“Nanti Kepsek dan gurur-guru yang ada, datangi kembali siswa yang sudah drop out. Ajak kembali mereka sekolah. Berikan solusi dan pemahaman yang baik agar anak-anak kita di Bolmong walaupun tinggal di desa terpencil, memiliki pendidikan yang sesuai dengan harapan daerah,” kata Mokoginta.
Hal ini juga kata dia, menjadi tugas para tenaga pendidik yang ada di wilayah terpencil, siswa-siswa yang tidak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi didaftar untuk dimasukan dalam program Paket C.
“Ini harus menjadi perhatian para guru-guru yang yang ada. Usahakan mereka tidak putus harapan pendidikannya,” pungkas mantan Sekretaris Bappeda itu.
Imran Asiaw