TNews, INTERNASIONAL – Tensi Amerika Serikat dan China memanas lagi. AS memberikan waktu 72 jam untuk konsulat China di Houston, Texas, tutup.
“Ini dilakukan untuk memproteksi properti intelektual AS dan informasi rahasia AS,” sebut Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus sebagaimana ditulis CNBC International, Rabu (22/7/2020).
Konsulat China disebut melakukan aksi mata-mata. AS menuding China tidak menghormati hukum dan peraturan negara penerima.
Sementara itu, China meminta AS menarik keinginannya itu. Bahkan akan ada langkah balasan yang disiapkan.
“Penutupan konsulat jenderal China di Houston secara sepihak dalam waktu singkat adalah peningkatan (eskalasi) yang belum pernah terjadi sebelumnya dari tindakannya terhadap China,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin pada briefing berita harian, dikutip dari The Associated Press.
“AS harus mencabut keputusannya yang salah … Cina pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas,” kata juru bicara kementerian lainnya Hua Chunying ditulis Reuters.
Sumber mengatakan China akan menutup konsulat AS di Wuhan sebagai pembalasan. Selain Wuhan, AS memiliki empat konsulat lain di China daratan, di Chengdu, Guangzhou, Shanghai dan Shenyang.
Sebelumnya, AS mendakwa dua warga China karena percobaan pencurian penelitian vaksin Covid-19. Keduanya bernama Li Xiaoyu (34) dan Dong Jianzhi (33).
Keduanya meretas ratusan perusahaan di AS dan luar negeri, termasuk dua kontraktor pertahanan. Dakwaan ini disampaikan Asisten Jaksa Agung John Demers.
Dalam surat dakwaan, Li dan Dong disebut memasok sandi ke Kementerian Keamanan Negara China. Saat ini, pasangan tersebut diyakini berada di China.
Keduanya merupakan rekan sekelas di sebuah perguruan tinggi teknik listrik di Chengdu dan mencoba mencuri vaksin perusahaan biotek di antaranya di California, Maryland dan Massachusetts. Mereka disebut sudah terlibat peretasan selama 10 tahun terakhir.
Bukan hanya perusahaan AS yang di targetkan, tapi juga Australia, Jerman, Jepang, Lithuania, Belanda, Spanyol, Korea Selatan, Swedia, dan Inggris. Dakwaan muncul di tengah meningkatnya hubungan kedua negara karena asal usul Covid-19.
Teror Bom
Di AS, China mengaku beragam teror didapatkan diplomatnya. Di Washington misalnya, ada ancaman pembunuhan dan bom.
Ditulis Global Times, teror bom dan pembunuhan terjadi di kantor biro visa Kedutaan China di Washington. Sumber menyebut kantor itu berkali-kali menerima telepon misterius.
Si penelepon langsung mengakhiri sambungan ketika diangkat oleh petugas seraya menirukan suara leadakan. “Kantor Visa Kedutaan China? Apakah kalian tahu apa yang ada di lobi?,” kata petugas kedutaan.
Kedubes China juga menerima surat ancaman pembunuhan. Media itu menulis ada sejumlah surat yang ditulis tangan dan dicetak yang berisi penghinaan kepada Partai Komunis China termasuk soal Covid-19.
Kebakaran juga terjadi di Konsulat Houston. Ini juga dibenarkan Asisten Kepala Pemadam Kebakaran Houston Ruy Lozani dikutip NBC. Namun sayangnya sulit mendapat akses dari konsulat terkait hal ini.
Sumber: cnbcindonesia.com