TNews, BOLMONG – Pendidikan merupakan penunjang yang sangat besar bagi kehidupan yang lebih baik bagi manusia.
Pendidikan juga sebagai gerbang dari segala seluk beluk peraturan dalam kehidupan agar manusia tahu cara hidup dan menjalani kehidupan, baik berhubungan dengan sesama manusia maupun dalam bentuk hubungan dengan Sang Pencipta. Oleh karenanya, jelas sekali letak pentingnya pendidikan bagi manusia.
Namun dalam beberapa kelompok masyarakat tertentu, pendidikan seakan menjadi hal yang tidak penting dan seringki terabaikan begitu saja.
Hal ini tentu saja terjadi karena sebagian orang menganggap pendidikan sama sekali tidak memiliki pengaruh dalam kehidupan mereka. Padahal jelas sekali untuk melakukan interaksi dalam hidup sehari-hari, seperti jual beli, tanda tangan berkas-berkas penting, komunikasi, bahkan memperkirakan takaran dan ukuran tertentu memerlukan pendidikan.
Selain itu, pendidikan juga bisa dijadikan benteng pertahanan dalam diri agar suatu saat ketika manusia hidup di lingkungan asing tidak mudah dibodohi dan tidak membodohi orang lain.
Hal ini tentunya harus menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Seperti di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kolingangaan, Kecamatan Bilalang, yang meruapakan daerah terpencil di Kabupaten Bolmong.
Rata-rata siswa yang tamat dari SD tak bisa lagi melanjutkan ke jenjang berikutnya Sekolah Menengah Pertama (SMP). Akibat jarak tempuh serta kondisi jalan menjadi kendala para orang tua di desa ini untuk tidak menyekolahkan anak-anak mereka.
Hal itu didapati Tim Desiminasi Pendidikan Wilayah Terpencil Dinas Pendidikan (Disdik) Bolmong yang dikoordinir langsung Kepala Dinas Renti Mokoginta, Selasa (30/06/2020) saat mengunjungi SDN Kolingangaan. Selain Kepala Sekolah dan guru-guru serta siswa setempat yang hadir, turut hadir pula sejumlah aparat desa Kolingangaan dan orang tua siswa.
Dalam pertemuan bersama, Kepala SDN Kolingangaan Sudirman Mokodongan mengungkapkan, keberadaan siswa-siswi yang menempuh pendidikan di sekolah ini, rata-rata lulusannya tidak bisa melanjutkan ke tingkat SMP.
“Rata-rata siswa yang lulus tidak lanjut sekolah lagi,” kata Sudirman.
Menurutnya, jarak tempuh dari Desa Kolingangaan menuju sekolah lanjutan tingkat SMP cukup jauh.
“Kita disini nanti akan mendapat SMP di Desa Bilalang. Itu menjadi pertimbangan dari pihak orang tua siswa untuk memilih tidak menyekolahkan anak-anak mereka. Terlebih lagi kondisi jalannya cukup jauh dan susah dilalui,” jelas dia.
Terkait dengan hal tersebut, Aparat Desa Kolingangaan melalui Kepala Dusun I Juldi Mokodongan menjelaskan, alangkah baiknya Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow menyediakan fasilitas pendidikan lanjutan tingkat SMP di Desa Kolingangaan.
“Kami sangat membutuhkan jenjang pendidikan tingat SMP disini. Paling tidak ada SMP Satap yang bisa dibangun oleh daerah,” harapnya.
Usulan tersebut diiakan juga oleh Ketua BPD Kolingangaan Ajulun Mokodongan.
“Kami selaku BPD sangat mendukung Pemerintah Desa yang mendorong pembangunan pendidikan tingkat SMP di desa ini. Memang sangat kami butuhkan. Bagi orang-orang yang mampu melanjutkan anak-anaknya, harus tinggal dan menyewa kos-kosan di Kotamobagu,” beber Ajulun yang juga dibenarkan oleh Orang Tua Murid Johanis H Mokodompit.
Kepala Disdik Renti Mokoginta menyikapi hal tersebut, melihat kondisi wilayah terpencil ini, memungkinkan untuk pembangunan SMP Satap di Desa Kolingangaan.
“Kami akan mengakomodir usulan ini. Salah satu sasaran pemerintah daerah saat ini adalah peningkatan IPM masyarakat. Indikatornya tentunya pengurangan angka putus sekolah,” kata Mokoginta.
Kendati demikian, Renti kembali menyarankan kepada Pemerintah Desa untuk memasukan program tersebut dalam usulan Musrenbang tingkat desa.
“Saya optimis ini akan diakomodir daerah,” pungkasnya.
Imran Asiaw
