Ini Dia Debat Panas DPR dan Dirut Holding

0
52

 

TNews, JAKARTA – Debat panas antara Anggota Komisi VII DPR RI dan Direktur Utama Holding Tambang (MIND ID) atau PT Inalum (Persero) Orias Petrus Moedak Selasa lalu (30/6/2020) menarik untuk disimak. Terlebih, dalam rapat itu kemudian berlanjut urusan penyaluran program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).

Panasnya rapat sendiri bermula saat Anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir meminta penjelasan terkait pelunasan utang Inalum dari penerbitan obligasi, di mana obligasi itu untuk akuisisi PT Freeport Indonesia. Orias menjawab jika obligasi itu ada beberapa tenor dengan jatuh tempo paling lama 30 tahun.

“Jadi sampai 30 tahun kalau perusahaan lancar baru selesai kalau kita mati tak selesai nih barang nanti, ganti dirut lain, lain lagi polanya. Makanya itu yang saya pertanyakan kepentingan mengalihkan Freeport sebenarnya kepentingan politik,” saut Nasir di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa kemarin (30/6/2020).

Nasir memberi catatan, kunci utang ialah jika pembayaran lancar dan bagus. Jika tidak, barang disita. Ia juga menduga anak perusahaan di bawah holding tambang menopang utang ini. Sebab itu, ia meminta data detilnya.

“Makanya saya minta data detilnya mana?” tanya Nasir.

Orias menjawab akan disampaikan, tapi Nasir tak puas. Ia tak ingin kejadian ini terulang lagi. Ia menegaskan, jika itu terulang maka ia menyuruh keluar ruangan rapat.

“Kalau bapak sekali lagi gini saya suruh bapak keluar ruangan ini,” kata Nasir.

“Kalau bapak suruh keluar, izin pimpinan, saya keluar,” timpal Orias.

Sontak nada Nasir pun meninggi. Bahkan, ia sampai menggebrak meja tak terima atas pernyataan Orias.

“Bapak bagus keluar, karena nggak ada gunanya bapak rapat di sini. Anda bukan buat main-main dengan DPR ini,” katanya nada tinggi dengan menggebrak meja.

Orias tak diam. Dia menimpali jika ia diundang untuk hadir dalam rapat tersebut.

“Saya diundang, saya datang,” ujarnya.

Nada Nasir masih tinggi. Ia kembali mengatakan khawatir, anak usaha di bawah holding tambang tersandera karena masalah utang.

“Saya khawatir tiga anak usaha di bawah holding ini akan tersandera karena utang Freeport nanti. Investasi, investasi apa,” kata Nasir.

Nasir kemudian meminta agar Orias diganti. Ia bilang akan menyurati Menteri BUMN Erick Thohir.

“Ini orang suruh utang, utang lagi, utang lagi, saya minta diganti dirut ini. Saya kirim surat pribadi dari fraksi, nanti kami bicara Fraksi Demokrat. Saya akan kirimkan Pak Erick sebagai menteri BUMN,” ujarnya.

Komisi VII Minta Dilibatkan CSR

Usai debat panas itu, rapat pun diskor beberapa waktu. Kemudian, rapat kembali dibuka oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin sebagai pimpinan rapat.

Alex pun meminta Orias untuk melanjutkan penjelasan atas pertanyaan anggota, hingga akhirnya sampai penjelasan CSR. Orias lalu meminta para petinggi perusahaan tambang di bawah holding untuk memberikan paparan. Pada bagian ini, Alex sempat memberi interupsi.

“Saya interupsi sebentar, sumbangan yang terakhir itu dari yang membangun PLTU Sumsel VIII, bapak tahu yang membantu perizinan PLTU Sumsel VIII siapa?” tanya Alex.

“Waktu namanya Pak Alex Noerdin kalau nggak salah,” canda Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk Arviyan Arifin.

Setelah itu, Alex meminta agar komisi ikut dilibatkan dalam penyerahan CSR tersebut.

“Nah, paling tidak bisa saya yang menyerahkan saja, bukan mintanya buat saya pakai ventilator itu , bukan, tapi kawan-kawan komisi ikut menyerahkan, ini bantuan, gitu dong Pak,” ujar Alex.

“Siap salah Pak,” timpal Arviyan dengan canda.

“Dulu PLTU VIII setengah mati dulu saya bantunya,” ujar Alex.

 

Sumber: Detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.