TNews, SULUT – Kisah kehidupan Dr Hendrik Manossoh SE Msi, Ak tak lain adalah jalinan dari berbagai kebetulan dan keberuntungan, serta produk dari beragam keadaan yang luar biasa, atau bahkan amat menakjubkan.
Menyebut Opo Manossoh konon setara dengan menyebut Sangihe. Mengapa? Karena ia memang sosok tokoh muda dengan magnitude yang khas Sangihe atau Nusa Utara. Saking khas dan menariknya karakter ke-Sangir-an Hendrik Manossoh, maka ia akrab dipanggil Opo.
Jangankan di Sulawesi Utara, bahkan seluruh sahabat dan mitra kerjanya dari Sabang sampai Merauke tetap memanggilnya “Opo”. Sebutan Opo yang nuansanya tradisional menjadi Opo bernuansa nasional, dan keren.
Ia putra Sangihe, kelahiran Kampung Naha, 13 Mei 1973. Dibesarkan dalam keluarga Kristen Protestan. Sejak remaja sudah mengharumkan nama Sangihe karena terpilih menjadi Duta Budaya dan Pariwisata di ajang pemilihan Nyong Sulut dan Paskibraka Nasional, serta menjadi Peserta Pertukaran Pemuda antar Negara Indonesia-Australia, juga peserta Latihan Keprotokolan Tingkat Nasional bertugas di Istana Negara.
Sikapnya yang teguh memelihara budaya hidup dalam semangat orang Sangihe yang “Mateleng”, “Matelang”, “Mateling” –yang popular dalam sebutan Sangihe “Rinda” atau rendah hati, arif dan bijaksana— menjadikan ia tokoh yang berkarakter khas Nusa Utara.
Menikah dengan putri Minahasa Dr Joanne V Mangindaan SE Mbuss (Acc) dan dikaruniai seorang anak, Christansya Eliora Manossoh.
Di jalur pendidikan, sebagai anak lepasan Sekolah Dasar Negeri Naha Tabukan Utara 1986, dan SMP Negeri Enemawira, Tabukan Utara 1989, ia terbilang cemerlang. Masih dalam usia muda, ia berhasil menyelesaikan pendidikan Program Doktor S3 Ilmu Ekonomi Akuntansi di Universitas Airlangga Surabaya.
Kecemerlangan di dunia pendidikan ini mengantar Opo Manossoh sebagai sosok intelektual terpandang di negeri ini. Pembicara dan narasumber di berbagai seminar skala nasional.
Ia bekerja sebagai Dosen pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado dan memegang Jabatan Fungsional: Lektor Kepala. Selain di dunia kampus, ia juga juga aktif dalam riset berbagai bidang keilmuan, sehingga langkahnya menuju jenjang Guru Besar (professor) sangat terbuka meski usianya masih terbilang mudah.
Sebagai birokrat, ia Golongan IV/B. Tercatat sebagai Tim Quality Assurance (Keterjaminan Mutu) Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado, dan mendapat Sertifikat Pendidik (Serdos) dinyatakan sebagai Dosen Profesional pada program studi Akuntansi. Kini ia menjabat sebagai salah seorang staf khusus Gubernur Sulawesi Utara bidang Ekonomi. Tugas di lini pemerintahan Provinsi Sulut ini membuka peluang baginya untuk merih jabatan eselon II.
Ia memiliki kematangan yang teruji dalam dunia birokrasi pemerintahan karena keterlibatannya yang mendalam dalam berbagai aktivitas birokrasi pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan.
Tak sedikit organisasi yang pernah dipimpinnya baik pada level daerah dan nasional. Semua itu memperkokoh jati diri dan ketokohannya. Ini sebabnya, figur Dr. Hendrik Manossoh, SE., MSi., Ak, sempat mendapat tempat tersendiri di rana politik Sulawesi Utara.
Ia dipandang sebagai figur potensial dan matang untuk masuk dalam area kepemimpinan daerah dan nasional suatu ketika nanti. (*)
Sumber : Barta1.com