TNews, BOLMONG — Didampingi Anggota DPD RI Cherissh Hariette Mokoagow dan Anggota DPRD Provinsi Sulut Mohammad Wongso, Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow, Selasa (28/07/2020) kembali turun meninjau keberadaan warganya terutama yang terdampak banjir di wilayah Dumoga Bersatu.
Meski akses jalan masih belum bisa dilalui akibat putusnya jembatan di Desa Kosio, Kecamatan Dumoga Tengah akibat dihantam banjir pekan lalu, itu tak menyurutkan niat Bupati untuk tetap berkunjung melihat warga terdampak musibah.
Bupati Yasti pun rela menyeberangi sungai menggunakan rakit bambu didampingi Anggota DPD RI Cherissh Harriette Mokoagow dan Anggota DPRD Provinsi Sulut Mohamad Wongso. Menariknya lagi, sesampainya seberang, Bupati langsung mengendarai sendiri motor matic dan berkunjung ke beberapa desa menemui warganya.
Di desa terakhir yang dikunjunginya, tepatnya di Desa Dondomon Selatan, saat diwawancarai sejumlah awak media, Bupati mengaku kunjungan tersebut merupakan bentuk keprihatinan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmong.
Ia pun mengajak seuruh elemen masyarakat BMR agar turut mendoakan semoga seluruh masyarakat yang terkena dampak bencana banjir, baik di Kabupaten Bolmong maupun Bolmong Selatan (Bolsel) agar tetap tabah, sehat, kuat dan optimis dalam menghadapi cobaan bencana alam tersebut.
“Sebagai langkah awal pemerintah, kita juga telah menyiapkan semua kebutuhan pangan kepada warga yang terkena dampak dari banjir maupun tanah longsor yang terjadi di beberapa titik,” ungkap Bupati.
Pemerintah juga kata dia, tengah melihat dan menghitung besaran total kerusakan materil akibat banjir. Baik rumah, lahan persawahan maupun ladang.
“Dua hari pasca banjir ini, kita sudah menghitung berapa hektar ladang maupun persawahan yang rusak akan diberi bantuan. Insyallah kita upayakan ada pengadaan bibit yang baru agar masyarakat bisa bercocok tanam kembali,” ucapnya.
Bupati Yasti mengakui dampak dari banjir tersebut menyebabkan kerusakan ribuan areal persawahan.
“Dengan begitu ketahanan pangan di Bolmong terganggu. Terutama petani yang lahan persawahannya rusak karena diterjang banjir besar,” ujarnya.
Sekadar diketahui, banjir terjadi karena kondisi cuaca dan curah hujan yang cukup tinggi. Jika dilihat data BMKG, ada 28,5 milimeter per detik debit air sehingga menyebabkan banjir yang besar.
Imran Asiaw