TNews, EKONOMI – Siap-siap hadapi resesi! Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 (April-Mei-Juni) minus 5,32%.
Jika kuartal III-2020 (Juli-Agustus-September) ekonomi kembali minus, maka Indonesia mengikuti jejak negara tetangga seperti Singapura dan Filipina yang lebih dulu masuk jurang resesi. Pertanyaannya, langkah antisipasi apa yang perlu dilakukan masyarakat menghadapi resesi?
Perencana Keuangan Zelts Consulting Ahmad Gozali mengatakan, masyarakat bisa mulai menyiapkan dana cadangan agar tahan banting dari efek resesi tersebut. Besaran dana cadangan yang disiapkan jumlahnya bisa 3-12 bulan pengeluaran bulanan mereka.
Contoh, pengeluaran bulanan 1 keluarga adalah Rp 5 juta/bulan dikali 12 bulan, maka setiap keluarga minimal harus punya dana cadangan sebesar Rp 60 juta untuk bertahan hidup sampai 1 tahun kemudian. Tujuannya tentu untuk jaga-jaga apabila terjadi badai PHK atau pemotongan gaji mendadak.
“Dana likuid ini untuk cadangan pengeluaran jika terjadi masalah dengan penghasilan. Saya sarankan agar tiap keluarga punya dana cadangan setara dengan 3 sampai 12 kali pengeluaran bulanan. Sebab, lapangan kerja akan semakin sulit mengingat aktivitas ekonomi menurun,” ujar Ahmad kepada detikcom, Kamis (6/8/2020).
Dana cadangan yang dimaksud bisa disimpan dalam bentuk tunai, tabungan, deposito atau emas. Bila belum memiliki dana cadangan sebesar 12 bulan pengeluaran, maka upayakan terus menyisihkan 10-20% gaji ke dalam dana cadangan tersebut sampai jumlah yang ditakar mencapai targetnya.
“Dana cadangan bentuknya cash, tabungan, deposito, emas. Jika saldonya sudah dalam batas aman 3-12 bulan pengeluaran, berarti sudah aman, tidak perlu ditambah. Jika kurang dari itu, maka diisi dengan setoran dari penghasilan (bisa 10% sampai 20%) atau mengubah dari aset investasi lain ke dalam bentuk yang likuid tadi,” paparnya.
Sumber: detik.com