TNews, INTERNASIONAL – Ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon begitu besar. Bahkan, ledakan ini dibandingkan dengan bom atom yang pernah dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
Usai ledakan terjadi, Gubernur Marwan Abboud mengatakan ledakan ini mirip dengan ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.
“Ini mirip dengan apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki. Itu mengingatkan saya. Sepanjang hidup saya, saya tidak pernah melihat kerusakan separah ini,” kata Gubernur Lebanon, Marwan Abboud, dilansir CNN, Rabu (5/8/2020).
Abboud juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia hanya menjelaskan bahwa ledakan di Lebanon ini begitu besar dan banyak orang hilang setelahnya.
“Kami tidak tahu. Tadi ada kebakaran, kemudian pemadam kebakaran datang untuk memadamkan, lalu ledakan terjadi dan mereka hilang. Kami mencari mereka,” kata Abboud.
Ada 10 personel pemadam kebakaran yang hilang. Di luar itu ada banyak lagi orang hilang. Sekitar 4.000 terluka dan ratusan orang meninggal dunia sejauh ini. “Ini adalah bencana nasional,” kata Aboud.
Dalam video yang beredar, mulanya ledakan di Beirut hanya terjadi di satu kawasan gedung. Namun, mendadak terjadi ledakan kedua yang lebih dahsyat. Bahkan sampai menciptakan getaran seperti gempa. Kepulan asap sempat membentuk awan berbentuk jamur.
Perdana Menteri (PM) Lebanon, Hassan Diab, mengatakan ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat di lokasi ledakan.
Bagaimana perbandingan dengan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada tahun 1945?
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada bulan Agustus 1945 ketika Perang Dunia Kedua memasuki tahap akhir. Bom dijatuhkan pada 6 Agustus dan 9 Agustus.
Seperti dilansir dari DW, bom pertama jatuh pada 6 Agustus 1945 jam 08:16 waktu Jepang. 580 meter di atas pusat kota Hiroshima meledak bom atom. 80 persen wilayah kota luluhlantak akibat ledakan ini. Gelombang panas yang diakibatkan bola api nuklir membakar penduduk, hewan serta tanaman.
Dari puing-puing kota yang porakporanda menguak satu simbol mimpi buruk peradaban manusia: awan cendawan bom atom.
Salah seorang saksi mata yang selamat, Pater Klaus Luhmer, pada tanggal 6 Agustus 1945 berdoa di taman biara Jesuit di Hiroshima, ia tiba-tiba mendengar sebuah ledakan.
“Pukul 8.14 saya mendengar ada ledakan. Kemudian muncul sesuatu yang tidak saya pahami. Nampak sesuatu yang lebih silau daripada matahari. Seperti setengah bulatan. Instink saya mengatakan, bahwa yang meledak itu adalah bom perusak yang meledak di balik bukit.”
Ternyata yang dilihat Pater Luhmer pagi itu bukan bom perusak biasa. Akan tetapi, ledakan bom atom yang terjadi di pusat kota Hiroshima. Lokasi kejadian berjarak sekitar empat kilometer dari gedung biara. Pater Luhmer segera mencari perlindungan di taman. Lalu ia bersembunyi di ruangan bawah tanah. Ia selamat.
“Ketika saya melihat kilauan itu, tiba-tiba muncul gelombang yang amat panas. Rumah kami bergetar. Hampir semua genteng jatuh seperti hujan dan jendela pecah. Di sekeliling rumah puing-puing bertaburan.”
Tidak lama kemudian stasiun berita BBC menyiarkan bahwa Amerika Serikat menjatuhkan bom atom terhadap kota Hiroshima. Warga Hiroshima tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Pater Luhmer naik ke atas bukit di belakang gedung biara. Dari sana ia melihat kota Hiroshima terbakar. “Saat itu langitnya begitu terang. Tiba-tiba, waktu saya berdiri di atas bukit, awan hitam tampak di atas langit dan hujan mulai turun. Hujannya hitam.”
70.000 sampai 80.000 dari jumlah 255.000 penduduk Hiroshima diperkirakan tewas seketika. Gedung-gedung rata dengan tanah, tidak kuat menahan kekuatan bom atom ini. Hanya beberapa bangunan tradisonal yang terbuat dari kayu yang mampu tetap berdiri.
Hiroshima memang telah hancur lebur, tetapi para panglima perang Jepang belum juga bersedia untuk menyerah tanpa syarat. Penolakan ini kemungkinan dikarenakan, para pemimpin di Tokyo tidak menyadari sepenuhnya kerusakan yang diakibatkan bom atom di kota Hiroshima. Setelah ditunda selama dua hari akibat cuaca buruk, pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom ke dua, Fat Man, dijatuhkan di Nagasaki.
Kota Nagasaki pun hancur bersama 20.000 warganya yang tewas seketika. Dalam beberapa bulan kemudian, 40.000 orang menyusul tewas, 75.000 orang menderita luka parah. Tanggal 10Agustus 1945, Kaisar Jepang Hirohito mengeluarkan perintah kepada panglima perangnya untuk menyerah kepada Sekutu, dengan satu syarat bahwa kedaulatan kekaisaran harus dipertahankan.
Sumber: detik.com