TNews, SEHAT – Kasus kematian pasien yang terinfeksi wabah pes bubonic di Mongolia Dalam, salah satu wilayah bagian di China, membuat pemerintah di daerah tersebut menetapkan siaga 3 terkait pencegahan dan penularan pes hingga akhir tahun 2020.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana cara pasien tersebut terinfeksi.
Apa itu penyakit pes?
Dikutip dari laman resmi WHO, pes adalah penyakit zoonosis yang menyerang hewan pengerat dan bisa tertular ke manusia. Berdasarkan organ yang terinfeksi pes, penyakit ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
– Pes pada sistem limfatik (bubonic plague)
– Pes pada aliran darah (septicemic plague)
– Pes pada paru-paru (pneumonic plague).
“Wabah pes yang paling umum disebabkan oleh gigitan kutu yang terinfeksi bakteri (bubonic plague). Penularan ini akan menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening yang bisa meradang dan berubah menjadi luka terbuka yang bernanah,” demikian dikutip dari laman tersebut, Senin (10/8/2020).
Pes tercatat sebagai wabah yang membunuh jutaan orang. Salah satu kejadian wabah pes yang terkenal dijuluki “The Black Death” di Abad Pertengahan Eropa dan diperkirakan membunuh lebih dari 50 juta orang.
Wabah pes bubonic tidak bisa ditularkan dari manusia ke manusia.
Penyakit yang tidak diobati dapat berakibat fatal dengan cepat, sehingga diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk kelangsungan hidup dan mengurangi komplikasi.
Pengujian laboratorium diperlukan untuk memastikan adanya infeksi. Ini termasuk mengidentifikasi bakteri penyebab dalam sampel nanah, darah atau sputum.
Pes bubonic saat ini bisa diobati dengan antibiotik dan terapi suportif jika pasien didiagnosis tepat waktu.
Sumber: detik.com