TNews, INSPIRATIF – Ladies, pernahkah kamu berharap bahwa orang yang kamu suka atau cintai menjadi jodohmu kelak? Tak sedikit orang pasti pernah berharap demikian. Dalam Islam, jodoh merupakan rahasia dan sudah diatur dengan baik oleh Allah SWT. Namun, tentunya sebagai manusia kita tidak dianjurkan untuk berdiam diri tanpa melakukan apa pun.
Salah satu ikhtiar yang bisa kamu lakukan adalah dengan berdoa dan meminta secara sungguh-sunguh kepada Allah. Tetapi, apakah hal seperti ini diperbolehkan dalam Islam?
Menurut Ustadz Ammi Nur Baits, Dewan Pembina situs Islami Konsultasi Syariah dari Madinah International University, berdoa memohon kepada Allah agar diberi kemudahan dalam mendapatkan jodoh, hukumnya diperbolehkan. Termasuk juga memohon agar orang tertentu dijadikan jodoh kita. Sebab, Allah memerintahkan kita berdoa dan menjanjikan untuk memberikan ijabah.
Allah SWT berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku ijabahi doa kalian.” (QS. Ghafir: 60).
Menurut Ustadz Ammi, doa ini bersifat umum untuk kebaikan dunia dan akhirat. Sebab, dulu ada sebagian ulama memohon kepada Allah untuk meminta semua kebutuhannya.
Hanya saja, yang perlu kita pahami bahwa tidak semua doa akan Allah wujudkan sebagaimana yang diminta hamba-Nya. Terkadang Allah akan menyimpan doa itu menjadi pahala yang nantinya akan diberikan ketika di hari kiamat. Dan terkadang, Allah wujudkan atau selamatkan dia dari musibah, yang senilai dengan doa yang dia minta.
Dari Abu Said al-khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَ
“Setiap muslim yang berdoa kepada Allah (selama bukan doa yang mengandung dosa atau memutus silaturahmi) pasti akan Allah ijabahi permohonannya dengan salah satu dari 3 bentuk; Allah segerakan doanya, atau Allah simpan doanya untuk diberikan ketika di akhirat, atau Allah selamatkan darinya musibah yang semisal dengan apa yang dia minta.” (HR. Ahmad 11133 dan dihasankan oleh Syuaib al-Arnauth).
Karena itu, jika kedepannya Allah takdirkan kamu menikah dengan seseorang yang kamu idamkan, maka perbanyaklah memuji Allah. Namun jika yang terjadi sebaliknya (Allah tidak takdirkan untuk menikah dengan orang pilihan), maka kamu tidak perlu berputus asa, apalagi muncul anggapan bahwa Allah menzalimi kamu. Sebab, doa kamu tidak akan disia-siakan. Bisa jadi Allah tidak wujudkan sesuai yang kita minta, tapi Allah wujudkan dalam bentuk lain yang lebih bermanfaat bagi kamu dan lebih membahagiakan kamu. Sehingga kamu harus selalu mengedepankan sikap rida dalam menghadapi semua takdir Allah.
Sebagian ulama menyarakankan, berdoalah dengan meminta kebaikan yang sifatnya lebih umum. Misalnya memohon kepada Allah agar diberi pasangan yang baik untuk dunia dan akhirat, suami yang soleh yang saleh atau istri yang salihah. Selain itu, pasrahkan pilihan yang terbaik itu kepada Allah, dan yakini bahwa Allah memberikan yang terbaik untuk dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman,
وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 216).
Sumber: kumparan.com