TNews, KESEHATAN – Kurangnya informasi dan pemahaman sering menjadi penolakan masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Untuk itu perlu pemahaman yang lebih komprehensif terkait vaksin, vaksinasi dan imunisasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh misinformasi.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita memaparkan perbedaan vaksin, vaksinasi dan imunisasi ini. Menurutnya, vaksin merupakan zat yang mengandung antigen dari virus atau bakteri spesifik yang telah dilemahkan. Proses untuk memasukkannya ke dalam tubuh itulah yang disebut sebagai vaksinasi.
“Vaksin tidak berguna kalau belum masuk, kalau sudah disuntikkan atau diminum atau disemprot, itu baru akan menghasilkan antibodi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/10/2020).
Hal ini ia ungkapkan dalam Dialog Produktif ‘Mendalami Vaksin dan Imunisasi’ di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) kemarin.
Dia melanjutkan sedangkan imunisasi adalah sebuah proses ketika tubuh membuat imunitas dari pemberian vaksin. Sehingga muncul sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai virus dan penyakit.
Imunisasi, adalah reaksi dari tubuh ketika sesudah disuntik oleh vaksin atau mendapat vaksin. Badan akan dirangsang, terjadi respon dari imunologi, sistem imun, sistem pertahan tubuh dihasilkan antibodi. Selain antibodi, badan juga membuat sel memori, (kalau virus) datang lagi langsung dibunuh,” imbuhnya.
Dia menambahkan vaksin telah terbukti dapat mengalahkan berbagai macam penyakit. Bahkan sudah banyak penyakit yang hilang dan tidak lagi bisa menyerang manusia. “Bahkan program imunisasi bisa mengeliminasi, menghilangkan penyakit cacar. Polio hampir hilang, tinggal di 2 negara,” ungkapnya.
Selain menghindari diri dari berbagai resiko infeksi penyakit, imunisasi dikatakannya juga membantu melindungi orang lain yang tidak bisa divaksinasi yang dikarenakan berbagai alasan.
Sumbe : Detik.com