TNews, INTERNASIONAL – Seorang peneliti keamanan internet asal Belanda mengaku bisa membobol akun Twitter Presiden Donald Trump pada pekan lalu setelah berhasil menebak password yang digunakan yaitu ‘maga2020!’.
Victor Gevers, peneliti keamanan dari GDI Foundation mengatakan ia berhasil membobol akun Twitter Trump setelah lima kali mencoba menebak password-nya, seperti dikutip detikINET dari TechCrunch, Jumat (23/10/2020).
Akun tersebut tidak dilindungi dengan two-factor authentication yang memungkinkan Gevers untuk mengakses akun tersebut. Setelah berhasil masuk ke akun Trump, Gevers langsung melaporkan minimnya keamanan akun tersebut ke US-CERT, salah satu divisi Homeland Security.
Gevers mengatakan tim Trump langsung mengganti password akun Twitter-nya setelah insiden tersebut. Tapi ini bukan pertama kalinya Gevers membobol akun Trump.
Seperti dilaporkan media Belanda Vrij Nederland, pada tahun 2016, Gevers dan dua orang lainnya menemukan password Trump lewat kebocoran data LinkedIn pada tahun 2012. Ia menggunakan password ‘yourefired’ untuk mengakses akun Twitter-nya dan ternyata berhasil.
Gevers langsung melaporkan hal ini ke otoritas lokal di Belanda sekaligus memberikan saran bagi Trump untuk meningkatkan keamanan passwordnya. Salah satu password yang ia sarankan saat itu adalah ‘maga2020!’. Gevers tidak mengira bahwa password yang ia sarankan benar-benar digunakan oleh Trump.
Twitter langsung membantah klaim Gevers. Juru bicara Twitter Ian Plunkett mengatakan mereka tidak melihat adanya bukti yang mendukung klaim ini, termssuk dari artikel yang diterbitkan di Belanda.
“Kami secara proaktif menerapkan langkah pengamanan akun yang dirancang untuk sekelompok akun Twitter berprofil tinggi terkait pemilu di Amerika Serikat, termasuk cabang pemerintah federal,” kata Plunkett.
Juru bicara Gedung Putih tidak langsung memberikan komentarnya. Deputy Press Secretary Judd Deere mengatakan bahwa klaim tersebut sama sekali tidak benar, tapi ia tidak berkomentar tentang keamanan akun media sosial Trump.
Bulan lalu, Twitter mengatakan akan mengetatkan keamanan akun kandidat politik dan akun milik pemerintah, termasuk menyarankan penggunaan two-factor authentication.
Akun Trump sendiri diamankan dengan perlindungan ekstra setelah ia menjadi presiden, tapi Twitter tidak menjelaskan secara detail apa saja bentuk pengamanan tersebut.
Sumber : Detik.com