Pilkada 9 Desember Berpotensi Politik Uang, Pandemi Covid-19 Buka Peluang

0
149
Jeirry Sumampow

TNews, POLITIK – Politik uang diprediksi masih ampuh dalam merebut suara kepada pemilih pada Pilkada Sulut 9 Desember 2020 mendatang. Menurut Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow, terdapat kecendrungan nilai politik uang akan makin besar.

“Saya diskusi dengan teman-teman. Katanya di suatu daerah di Sulut politik uangnya mencapai 1 juta per kepala,” kata dia dalam Rapat Koordinasi Kampung Pengawasan Anti Politik Uang Pada Pilkada Serentak Tahun 2020 di Desa Mongkoinit, Kecamatan Lolak,Kabupaten Bolmong, Rabu (11/11/2020) lalu.

Katanya,  dari hasil pengamatannya, nilai politik uang terus membesar. Dari pada masa awal pilkada langsung berjumlah 50 ribu, kini sudah sampai sejuta per kepala. “Ini bukan hanya di Sulut. Tapi di seluruh Indonesia. Seperti temuan kami di sejumlah daerah, nilainya 750 ribu sampai 1 juta,” kata dia.

Ia mengungkap, terdapat empat faktor mengapa politik uang makin menggila. Pertama, politik uang jadi indikator penting bagi calon untuk memenangkan kontestasi. “Jika nilainya makin tinggi berarti upaya serius untuk mempengaruhi opini pemilih, ini berarti tidak ada pertarungan gagasan, tapi siapa yang paling banyak memberi uang,” ujarnya.

Faktor kedua, ia menuturkan, rivalitas antar calon sangat ketat hingga mereka terjerumus dalam praktik yang melawan aturan.

Kurangnya gagasan yang signifikan juga jadi faktor penyebab calon memilih menggaet pemilih dengan politik uang. “Kurangnya gagasan yang signifikan jadi penyebab memilih pendekatan politik yang pragmatis,” ujar dia.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah sikap permisif masyarakat. Alih alih memusuhi politik uang, masyarakat menganggap itu hal lumrah.

Dikatakannya, politik uang sukar diberantas karena sejumlah hal. “Pertama karena aturan. Sanksi hukumnya sebenarnya naik. Tapi penindakannya sulit. Jarang ada calon yang didiskualifikasi, akibatnya tak ada efek jera,” ujarnya.

Susahnya memberantas politik uang juga disebabkan narasi yang dibangun elit bahwa politik uang itu adalah hal biasa. Pandemi Covid-19 katanya, juga menciptakan lahan subur untuk politik uang.

 

Imran Asiaw

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.