TNews, KESEHATAN - Dalam menekan kasus COVID-19 di Indonesia, Pemerintah berupaya untuk menghadirkan vaksin. Hingga saat ini, para ilmuwan masih meneliti dan melakukan uji klinis terhadap vaksin COVID-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito juga mengimbau agar masyarakat bersabar menunggu hadirnya vaksin. Hal ini mengingat produksi vaksin membutuhkan waktu yang bergantung terhadap karakteristik virus.
“Prinsip utama produksi vaksin sesuai arahan Presiden Joko Widodo, diantaranya memastikan memastikan pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi betul-betul aman dan efektif melalui dan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah berdasarkan data sains dan standar kesehatan,” ujarnya dikutip dari situs resmi covid.go.id, Jumat (13/11/2020).
Hal ini ia sampaikan saat memberi keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (12/11). Wiku menambahkan dalam tahapan pelaksanaannya, pengadaan vaksin membutuhkan waktu mulai dari uji klinis hingga tahap persetujuan. Hal ini bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat penerima vaksin.
Adapun tahapan tersebut meliputi tahapan eksplorasi, tahapan preklinis, uji klinis fase 1 pada sekelompok kecil, uji coba fase 2 pada karakteristik masyarakat tertentu, dan uji coba fase 3 kepada banyak orang.
“Selanjutnya, dilakukan tahapan review dan proses persetujuan, kemudian dilanjutkan manufaktur atau produksi secara massal, dan terakhir kontrol kualitas atau evaluasi,” katanya.
Dalam hal ini, Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM) sebagai regulator obat nasional memiliki kewenangan yang akan mengawal produksi obat maupun vaksin baik di dalam negeri dan dari luar negeri.
Berdasarkan peraturan Badan POM No. 27 Tahun 2020 tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi Obat, emergency use authentication (EUA) dapat diberikan untuk vaksin COVID-19 dengan syarat digunakan dan didistribusikan secara terbatas dengan peninjauan rutin.
“Di masa kedaruratan kesehatan masyarakat seperti saat ini, peran Badan POM sangat strategis untuk menjaga serta mengakselerasi proses pengembangan vaksin sampai pada tahap evaluasi, registrasi dan pengawasan dengan tetap mengawasi bermutu, aman dan efektif,” ujarnya.
Pelaksanaan vaksinasi juga dilakukan bertahap dan mendahulukan kelompok prioritas dengan pertimbangan risiko kesehatan lebih tinggi. Wiku menyampaikan ke depan pemerintah akan membuat dua skema vaksinasi, yakni bersubsidi dan mandiri.
Pemerintah juga akan mempersiapkan aturan dan kalkulasi biaya pelaksanaan vaksinasi secara mandiri sehingga dapat diakses masyarakat secara luas.
“Pemerintah akan menginformasikan secara komprehensif kepada publik, mengenai manfaat vaksin dan peta jalan pelaksanaan vaksinasi untuk meminimalisir disinformasi dan penyebaran berita hoax. Melibatkan kerjasama lintas sektor seperti organisasi keagamaan untuk mengawal produksi vaksin khususnya terkait isu kehalalan vaksin,” imbuhnya.
Wiku juga mengungkapkan Pemerintah akan mempersiapkan lini masa pelaksanaan vaksinasi dengan memperhatikan infrastruktur pendukung, jalur distribusi dan interval pemberian vaksin per wilayah.
Selain itu akan dilakukan pelatihan dan simulasi bagi tenaga kesehatan, tenaga keamanan dan relawan yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi. Oleh karena itu, sambil menunggu hadirnya vaksin, Wiku mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan pola hidup sehat.
“Kami imbau, di samping vaksin, adaptasi perilaku bersih dan sehat seperti menerapkan protokol kesehatan yang diikuti olahraga yang cukup, makan makanan bergizi secara seimbang, serta tidak lupa menjaga kesehatan mental dengan meminimalisir sumber stess dengan cara beribadah,” pesan Wiku.
Mari selalu #ingatpesanibu untuk selalu melakukan 3M yaitu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan dan #cucitanganpakaisabun sesuai imbauan #satgascovid19.
Sumber : Detik.com