TNews, SEHAT, – Tidak sedikit pihak yang menyebut Organisasi Kesehatan Dunia tidak bekerja secara maksimal untuk mengatasi pandemi COVID-19. Sejak virus Corona COVID-19 merebak, WHO kerap dihujani kritikan atas keputusan mereka dalam menangani pandemi.
Salah satu negara yang terang-terangan mengkritik WHO adalah Amerika Serikat. Belum lama ini, AS mengkritik WHO karena dinilai tidak melakukan penyelidikan internasional secara transparan terkait asal-usul COVID-19.
Selain itu, AS juga menganggap WHO ‘China-sentris’, terutama setelah WHO menentang sejumlah negara yang menutup perbatasan mereka ke China setelah virus muncul di sana pada bulan Desember. Hal tersebut kemudian dibantah oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Mereka (tim peneliti) adalah orang yang sangat dihormati di daerah mereka. Anggota tim berasal dari Rusia, Australia, Sudan, Denmark, Belanda, Jerman, Jepang, Vietnam, Inggris dan Amerika Serikat,” kata Tedros dikutip dari Reuters.
Virus tersebut, yang dikenal sebagai SARS-CoV-2, diyakini telah muncul di pusat kota Wuhan di China akhir tahun lalu, kemungkinan dari kelelawar di pasar yang menjual hewan hidup.
Ilmuwan di China sedang melakukan penelitian tentang asal-usulnya dan bagaimana virus tersebut menular ke manusia. Tim internasional yang dipimpin WHO yang dibentuk pada bulan September akan mengembangkan rencana untuk studi jangka panjang yang didasarkan pada temuan China, menurut kerangka acuan yang diterbitkan.
Garrett Grigsby, dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, mengatakan kepada majelis WHO bahwa negara-negara anggota telah diberitahu tentang kerangka acuan penyelidikan beberapa hari yang lalu.
Namun persyaratan itu “tidak dinegosiasikan secara transparan dengan semua negara anggota WHO” dan “penyelidikan itu sendiri tampaknya tidak konsisten,” kata Grigsby.
Pemerintah Inggris juga menyerukan untuk memprioritaskan penyelidikan. Mereka menambahkan agar penyelidikan dan hasilnya didasarkan pada sains yang kuat.
Sementara itu Menteri Kesehatan JermanJehnSpahn kepada Uni Eropa menyerukan ‘transparansi dan kerja sama penuh’ dalam pencarian asal-usulCOVID-19.
Sumber: detik.com