Ini 15 Gejala Virus Corona yang Telah Ditemukan

0
504

TNews, SEHAT – Gejala virus Corona yang dialami tiap pasien berbeda-beda. Ada yang hanya mengalami gejala ringan tapi tak sedikit juga mengembangkan gejala berat hingga harus dirawat di rumah sakit.

Sejak COVID-19 pertama kali ditemukan di akhir Desember 2019, para ilmuwan terus mempelajari virus tersebut termasuk gejala yang ditimbulkannya. Sejumlah studi telah dilakukan pada pasien COVID-19 untuk mengenali sejumlah gejala baru yang timbul pada sebagian besar pasien.

Seperti yang diketahui, setiap pasien bisa mengembangkan gejala yang berbeda. Beberapa bahkan dilaporkan tidak mengalami gejala sama sekali.

Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut gejala COVID-19 yang diidentifikasi.

Gejala paling umum:

  • Demam
  • Batuk kering
  • Kelelahan

Gejala tidak biasa:

  • Nyeri otot
  • Sakit tenggorokan
  • Diare
  • Konjungtivitas atau peradangan mata
  • Sakit kepala
  • Anosmia
  • Ruam pada kulit atau perubahan warna jari tangan dan kaki
  • Gejala berat dan serius:
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak

Gejala virus Corona terbaru:

Delirium

Penelitian terbaru terkait gejala COVID-19 yang dipublikasikan pada November lalu menemukan delirium sebagai salah satu gejala awal infeksi COVID-19, khususnya pada kelompok lansia. Delirium adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami kebingungan berat serta berkurangnya kesadaran.

“Delirium adalah keadaan kebingungan di mana seseorang merasa tidak terhubung dengan kenyataan, seolah sedang bermimpi,” kata Javier Correa, peneliti dari University of Catalonia (UOC).

Studi dalam Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy mempelajari kaitan delirium sebagai gejala COVID-19 dengan virus Corona yang memengaruhi kinerja otak sebagai sistem saraf pusat. Para peneliti menemukan adanya indikasi bahwa COVID-19 juga memengaruhi sistem saraf pusat dan mengakibatkan perubahan neurokognitif, seperti sakit kepala dan delirium.

Sakit mata

Sakit mata menambah daftar terbaru gejala COVID-19. Hal ini berdasarkan beberapa studi yang menemukan kaitan antara kondisi mata dan infeksi COVID-19.

Studi yang dimuat dalam jurnal BMJ Open Ophthalmology menemukan sakit mata lebih umum terjadi ketika pasien mengidap COVID-19 dan sebelum tertular. Peneliti membagikan kuesioner kepada 83 responden, menanyakan seberapa sering gejala COVID-19 sakit mata terjadi.

“Meskipun penting bahwa gejala mata dimasukkan dalam daftar kemungkinan gejala COVID-19, kami berpendapat bahwa sakit mata harus menggantikan ‘konjungtivitis’ karena penting untuk membedakan dari gejala jenis infeksi lain, seperti infeksi bakteri, yang mana bermanifestasi sebagai keluarnya lendir atau mata berpasir,” jelas para peneliti.

Sekitar 18 persen orang yang terlibat dalam penelitian melaporkan fotofobia (sensitivitas cahaya) sebagai salah satu gejalanya.

 

Sumber: detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.