Ini Alasan Masyarakat Golput di Pilkada

0
95

TNews, POLITIK – Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, tingginya angka golput di sejumlah daerah menunjukkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Menurutnya, golput adalah bentuk kekecewaan.

“Itu fenomena baru yang sangat nyata. Golput di Pilkada merupakan bentuk protes dan kekecewaan rakyat pada pemerintah,” katanya, Kamis (17/12).

Kemudian, penyebab golput terjadi karenanya pemerintah memaksakan pilkada di tengah pandemi. Kandidat yang dihadirkan juga menjadi calon kepala daerah bukanlah harapan rakyat.

“Tapi harapan keluarga dan harapan elite. Oleh karena itu, yang muncul bukan wajah calon kepala daerah yang mewakili kepentingan publik,” ucap Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.

“Tapi wajah calon kepala daerah yang mewakili dinasti politik dan oligarki. Ini tamparan keras bagi calon kepala daerah terpilih,” ujarnya.

Sedangkan, Wasekjen PKB Daniel Johan menilai, golput terjadi karena pilkada digelar di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, angka golput pada kondisi pandemi masih wajar.

“Karena kondisi pandemik membuat masyarakat khawatir jadi tidak heran bila golput tinggi untuk pilkada saat ini,” katanya.

Menurutnya, angka golput tinggi bukan karena turunnya kepercayaan masyarakat terhadap calon dan parpol. Tapi, masyarakat lebih memilih menjaga kesehatannya.

“Masyarakat lebih memilih menjaga kesehatannya dahulu, lebih karena pandemi,” ucapnya.

Sehingga, anggota DPR ini melihat cukup wajar bila golput meningkat di sejumlah daerah Pilkada. “Saya rasa keselamatan masyarakat memang harus lebih utama,” tukas dia.

Diberitakan, KPU menyelenggarakan pilkada serentak di 270 daerah. Rinciannya pemilihan gubernur di sembilan dari 34 provinsi, bupati di 224 dari 416 kabupaten, serta pemilihan walikota di 37 dari 98 kota.

Ada sekitar 100,3 juta orang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2020. Dari jumlah tersebut, KPU menargetkan tingkat partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen.

Namun, data dari sejumlah daerah memperlihatkan jumlah masyarakat yang enggan menggunakan hak pilihnya ke TPS. Bahkan, angka tersebut melebihi suara calon kepala daerah yang mendapat angka tertinggi.

Beberapa daerah yang mengalami golput tinggi ialah Medan, Depok, Kediri Tangerang Selatan, dan Denpasar. Tak sedikit orang yang memutuskan untuk tidak menggunakan hak suaranya.

 

Sumber: Merdeka.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses