Survei LSI: Mor-Hanny, Andrei-Richard dan Paula-Harley Berpotensi Menang di Pilwako Manado

0
1533

TNews, MANADO — Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil penelitian mereka untuk Pemilihan Wali Kota Manado (Pilwalkot) Manado 2020.

Bertempat di Swiss Bell Hotel Manado, dari survei yang ditemukan LSI dari empat pasang calon yang bertarung di Pilwalkot Manado, Mor Dominus Bastiaan-Hanny Joost Pajouw berpeluang menang.

“Untuk paslon Mor-HJP, AA-RS dan PAHAM posisi dukungannya sangat ketat perbedaannya,” ungkap narasumber LSI Adji Al Faraby.

Ditambahkan Faraby, dengan persaingan yang demikian ketat itu LSI tidak bisa menyimpulkan siapa yang teratas dari tiga kandidat itu karena berada dibatas margin error.

“LSI sendiri melakukan survei tgl 18-23 November dengan sample 800 dan margin error 3 persen dan tingkat kepercayaan 97 persen dengan metode multistage random, karena ketatnya persaingan ketiga kandidat tersebut semua berpeluang untuk menang berdasarkan data statistik dan survei, jadi ketiganya punya peluang yang sama untuk menang,” ujar Faraby.

Sementara, lembaga survei Indo Barometer yang menetapkan Paslon tertentu sudah dipastikan menjadi pemenang dengan presentase 40,5 persen diikuti 26,3 persen, 17,8 persen dan 7,5 persen untuk Paslon lainnya secara berturut-turut.

Menilai hal tersebut, Antropolog Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Mahyudin Damis mengatakan kredibilitas Paslon saat ini memang belum bisa diukur dari hasil survei semata.

“Karena sudah menjadi pengalaman kita, sudah dua kali dalam survei contohnya Pilpres tapi hasil akhirnya berbeda. Itu pengalaman kita,” ungkap Mahyudin Damis.

Apalagi, tambah Damis, yang jadi poin nya adalah jika hanya satu Paslon saja yang namanya tertera dalam hasil survei.

“Oleh karena metode tak jelas itu maka lembaga surveinya pun patut dipertanyakan, jika tak mau dibilang lembaga survei itu abal-abal. Karena bisa kita bandingkan dengan survei lain untuk presentase dan nama dari tiap Paslon tertera, namun yang ramai diberitakan tidak demikian,” tutur Damis.

Namun, tambah Damis, sisi positif dari hasil survei yang beredar bisa menjadi patokan atau masukan bagi masing-masing Paslon untuk mengevaluasi.

“Hasil yang ada ini bisa menjadi patokan dari masing-masing pasangan apakah nanti hasilnya sesuai atau tidak. Bisa menjadi tolak ukur juga dimana kelemahan atau kelebihan masing-masing sehingga bisa diperbaiki menjelang hari H pemilihan,” kuncinya.

Sementara itu, akademisi sekaligus pemerhati politik Manado Isyana Konoras menuturkan, hasil survei tidak cukup untuk dijadikan patokan dalam menentukan hasil akhir, sebab survei tidak memprediksi hasil akhir, melainkan survei hanya mampu memprediksi elektabilitas pada waktu tertentu.

“Di samping itu, hasil survei sepanjang dilakukan sesuai kaidah penelitian yang baik dan benar dan disajikan dengan jujur sesuai fakta di lapangan maka survei bisa dijadikan bahan evaluasi bagi yang berkepentingan. Dan yang perlu diingatkan bahwa publikasi hasil survei sesuai ketentuan hanya bisa dilakukan oleh lembaga yang telah terdaftar di KPU, dan jika hanya untuk kepentingan internal maka dipergunakan untuk bahan evaluasi,” tutur Direktur Konoras School of Law ini.

Jikapun nanti hasil pemungutan suara sesuai dengan prediksi hasil survei, kata Konoras, maka kapabilitas lembaga yang melakukan survei akan semakin naik.

“Tapi jika hasil pemilihan berbeda dengan prediksi hasil survei, itu menjadi pertaruhan lembaga survei, dengan demikian masyarakat agar tidak menjadikan hasil survei sebagai acuan dalam menentukan hasil akhir. Hasil akhir Pemilihan Serentak akan diketahui setelah pelaksanaan pemilihan,” kuncinya.

 

Sumber: Berita Manado

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.