TNews, VIRAL – Terlahir bukan sebagai muslim, wanita ini menceritakan keputusannya untuk menjadi mualaf. Kisahnya langsung viral di TikTok dan menjadi perbincangan warganet. Seperti apa ceritanya?
Nama lahirnya ialah Christine, kemudian ia berganti nama panggilanmenjadi Ine. Hatinya terketuk menjadi mualaf saat ia melihat sang ibunda sedang beribadah salat. Ya, dia dan ibundanya awalnya memang berbeda keyakinan.
Ine mengunggah kisahnya tersebut di akun TikTok miliknya @yoloineee. Dalam video tersebut Ine tampak sedang menata rambutnya namun melihat ke kamera dengan tatapan kosong.
“Yang kualami sebagai seorang mualaf, hallo.. cerita sedikit boleh? Aku seorang mualaf. Aku dan dua kakakku terlahir sebagai katholik mengikuti kepercayaan papaku. Ya… orangtuaku berbeda keyakinan. Aku mendapatkan hidayah ketika melihat mamaku salat sendirian. Siapa yang akan mendoakannya nanti jika ketiga anaknya tidak ada yang seagama dengan mamaku,” tulisnya di akun TikTok @yoloineee.
Dalam unggahannya, Ine juga curhat kalau dirinya mendapatkan kritik setelah menjadi mualaf. Penyebabnya karena ada tato yang masih melekat di tubuhnya. Ia pun mengaku butuh proses untuk belajar.
“Aku belum bisa mengaji. Mamaku mengajariku salat dan doa-doa dengan metode hafalan huruf latin. Thanks mom. Tapi kini banyak bermunculan orang-orang yang seolah menguji keimananku sebagai mualaf. Bahkan menilaiku haram karena aku belum berhijab dan tato yang kubuat sebelum mualaf. Saya tahu hijab itu kewajiban wanita muslim. Begitu pula mengaji. Tapi kalian tahu kan yang namanya proses saya cuma manusia biasa. Iman saya tidak sesempurna kalian. Tapi makasi ya sudah ingetin saya,” lanjutnya dalam video tersebut.
Hingga kini video itu sudah ditonton lebih dari 666 ribu Views, mendapat 73 ribu Likes dan 6.099 komentar di TikTok. Warganet langsung membanjiri kolom komentar, ada yang ikut menasehati dan juga memberikan dukungan untuk Ine.
“Mereka itu menasehati, kalau hatimu bersih dan jernih bukan baper, malah berterima kasih sdh diingatkan. Semoga mau belajar Islam lagi lebih dalam,” ujar @Elvi.
“Jangan memandang rendah orang yang belum berhijab, siapa tau dia punya tahajud disetiap malamnya atau dia punya solat yang tak pernah ditinggalkannya,” ucap @Eka Prasetya.
“Kita gak berhak menilai, barangkali disisi Allah, ada hal yg membuat kaka mulia. Belum tentu kita yang berhijab punya sisi mulia. semangat kak,” tutur @rahma.
“Sedihnya, sesama muslim bukan mensupport tapi selalu mencari2 “dosa” muslim lain,” saut akun @Ekadcahyo.
Konfirmasi Wolipop
Ketika mengetahui video TikToknya viral dan menjadi sorotan warganet, Ine mengaku sebenarnya tidak ingin menjadi atensi netizen.Niatnya hanya ingin melakukan sesi tanya-jawab di akun TikTok miliknya.
“Jadi gini ada dua video nih soal mualafnya saya. Saya tidak ada niatan untuk viral sama sekali. Awalnya cuma jawab-jawab komentar sinis para pemegang kunci surga aja. Video pertama, sebelumnya saya menautkan video soal babi guling. Sebagai orang yang pernah mencicipi (waktu sebelum saya mualaf) ya wajar lah saya duetin yang berkonotasi “saya ngiler”. Nah, ada komentar “liat aja tuh tatonya, Islam nyamar”. Nah, saya jawab lah dengan video yang menjelaskan bahwa saya memiliki tato sebelum saya menjadi seorang mualaf,” ungkap Ine kepada Wolipop baru-baru ini.
Usai membuat video pertama, ia menuai kritik pedas dari warganet yang menasihatinya karena belum berhijab dan tidak bisa mengaji. Karena banyaknya komentar yang masuk, ia lalu membuat video klarifikasi tersebut dan menjadi viral di TikTok.
Wanita yang tinggal di Jakarta itu menyebutkan alasannya memutuskan untuk menjadi mualaf dari diri sendiri dan tidak ada paksaan. Keinginannya menjadi mualaf bermula saat melihat sang ibunda sedang beribadah sendirian di kamar.
“Sekitar akhir tahun 2003, tepatnya kapan saya lupa. Sertifikat mualaf ada di mama saya soalnya, nggak saya bawa. Alasannya karena ibu saya. Saya lihat dia salat sendirian di usianya yang menuju senja. Sedangkan anak-anaknya tidak ada satu pun yang seiman dengannya. Saya teringat bahwa dalam Islam seorang anak tidak akan sampai doanya jika tidak seiman dengan orngtuanya,” kenang Ine.
Diakhir wawancara, Ine mengaku sering mendapatkan komentar negatif. Ia pun memilih menanggapi komentar warganet yang ada di akun TikToknya dengan lapang dada.
“Netizen luar biasa, banyak sekali dukungan yang saya dapat. Baik dari muslim maupun non muslim. Saya merasa betapa Allah SWT, begitu sayang dan baik sama saya ketika membaca dukungan mereka. Tapi tetap ada aja hate comments, haters mah cuma semut di mata saya. Mereka cuma individu-individu yang sebetulnya nggak bahagia. Makanya saya ngga pernah emosi sama haters. Karena kalau kita emosi sama aja kita ngasih makan mereka (mereka menjadi puas),” pungkasnya.
Sumber: detik.com