Cicip Bekal ala Petani di Kafe Ubi Tengah Perdesaan

0
64

TNews, KULINER – Nongkrong di kafe tengah kota mungkin sudah jadi aktivitas biasa, tapi pernah nggak sih merasakan nongkrong di kafe yang terletak di tengah perdesaan? Daripada hanya membayangkan, kamu bisa merasakan sendiri sensasi nongkrong dengan nuansa kampung di Kafe Ubi. Kafe yang terletak di Desa Pandanrejo, Kota Batu ini menyuguhkan pemandangan asri khas pedesaan. Dari kafe ini, kamu bisa menyaksikan sendiri hamparan sawah membentang, gunung menjulang, serta perkebunan dengan berbagai buah yang cantik kalau sedang matang.

“Awalnya bermula dari ide sendiri, kan di sini belum ada kafe. Jadi dibuat biar sekalian bisa buat wisata,” jelas Suhartin, pemilik Kafe Ubi saat ditemui beberapa waktu belakangan. Suhartin yang juga merupakan Ketua Kelompok Wanita Tani Desa Pandanrejo mengaku, lewat Kafe Ubi ini ia ingin memperkenalkan desanya yang berbasis di pertanian serta menonjolkan makanan khas petani di sini. Adapun untuk pemilihan namanya sendiri, lanjut Suhartin, ia sesuaikan dengan salah satu potensi hasil pertanian yang ada di desanya. “Awalnya ya bingung saya itu cari nama, apa ya yang cocok di persawahan dan di pedesaan kalau tak kasih nama yang modern-modern kan yo lucu padahal tempatnya di tengah sawah,” akunya.

Mengusung konsep tempo dulu, Suhartin mengaku, sempat memutar otak untuk membuat sesuatu yang beda daripada yang lain di kafe ini. Untuk menyelaraskan konsepnya tersebut, Suhartin berhasil membuat racikan menu paket sawah yang menjadi unggulan di kafe ini. “Biasanya dulu nenek moyang saya itu kalau ke sawah, petani dulu itu, paling yang dibawa buat makan kalau di ladang itu ya makanan ini. Jadilah paket sawah, yang penting ada lauknya, nggak ketinggalan itu ikan asin, itu cirinya petani,” ucap Suhartin. Paket sawah merupakan sebuah paket menu sederhana yang menawarkan cita rasa berbeda. Adapun menu ini terdiri dari nasi jagung yang khas, dengan isian lengkap berupa sayur rebus, tempe dan terong goreng, ikan asin, serta sambal cocolan. Sepiring menu enak dengan nutrisi lengkap ini hanya dibanderol harga Rp 8.000 saja. Hemat, bukan?

Suhartin pun mengaku, bahan-bahan yang digunakan dalam masakannya berasal dari para petani sekitar. Tak hanya itu, ia pun menggandeng ibu-ibu sekitar untuk dapat menitipkan penganan buatan rumah agar dapat dijajakan di kafe ini. Kendati menawarkan konsep dan menu sederhana, Suhartin mengaku pengunjung kafenya banyak yang berasal dari luar daerah Batu ataupun Malang. Terutama, para wisatawan domestik yang menyempatkan mampir sebelum bertandang ke tempat-tempat wisata di Batu. “Sempat dibilang ide gila sama orang sekitar, katanya emang laris jualan di tengah desa. Tapi ternyata pada senang,” kenang Suhartin. Ia bahkan mengungkap, pernah mendapatkan pendapatan hasil penjualan sebesar Rp 3 juta dalam satu hari. Akan tetapi, lemahnya pariwisata di tengah pandemi ikut menyurutkan pendapatan Kafe Ubi.

Selain menu bikinannya sendiri, Suhartin mengaku sesekali bekerja sama menyediakan pilihan menu dari pelaku usaha sekitar. Hal ini ia lakukan untuk memberi pilihan pada selera pengunjung, terutama untuk reservasi kegiatan tertentu. Adapun salah satu pelaku UMKM yang bekerja sama dengan Suhartin yaitu pedagang cendol dawet sagu khas Lasah, yang tergabung dalam klaster cendol dawet sagu binaan Bank BRI. Selain itu, kamu juga bisa menjelajah di sekitar kafe ini untuk merasakan nuansa perkampungan, yakni dengan mencoba memetik labu di ladangnya, memetik jeruk di kebun secara bebas dengan harga Rp 10.000 per kilonya, serta membeli berbagai bunga yang dibudidayakan oleh pemilik Kafe Ubi ini.

 

Sumber : detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.