TNews, POLITIK – Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang telah mengumumkan sejumlah nama elite pejabat. Kubu yang dalam KLB itu disepakati dipimpin Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko sebagai ketua umum itu merekrut sejumlah pendiri dan politikus senior Demokrat. Moeldoko dipilih secara aklamasi saat KLB Demokrat berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3). Nama Moeldoko sendiri sudah terseret dalam pusaran kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Demokrat sejak sebulan sebelumnya.
Selama Februari dia terus membantah keterlibatan dalam manuver sejumlah kader Demokrat untuk menggulingkan AHY. Namun, saat KLB berjalan, ia menerima pinangan menjadi ketua umum. Moeldoko terpilih sebagai ketua umum tanpa terlebih dulu jadi kader Demokrat. Para inisiator KLB Demokrat beralasan partai tersebut terbuka untuk siapa saja. Dalam kesempatan yang sama, kader senior Marzuki Alie dipilih jadi Ketua Dewan Pembina.
Marzuki adalah mantan elite Demokrat. Ia pernah menjabat Sekretaris Jenderal Partai Demokrat saat kepemimpinan Anas Urbaningrum. Ia juga menjabat Ketua DPR RI kala itu. Elite Demokrat Deli Serdang lainnya adalah Jhoni Allen Marbun. Pria yang memimpin KLB Deli Serdang itu mendapat jabatan sekretaris jenderal. Jhoni adalah Anggota DPR RI dari Dapil Sumatera II. Dari total 54 anggota DPR fraksi Demokrat yang menyatakan ikrar setia pada AHY pada 15 Maret lalu, hanya Jhoni yang tak terilbat. Dia yang sempat dipecat AHY karena ikut dalam gerakan kudeta menyatakan tak ikut ikrar setia bersama puluhan koleganya di DPR itu, karena loyalitas hanya untuk partai.
Nama keempat adalah Max Sopacua. Pendiri Partai Demokrat ini kebagian kursi Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat. Jabatan itu dipegang Hinca Pandjaitan di kubu AHY. Max adalah kader senior Demokrat yang sering mengkritisi AHY dan SBY. Max sempat menginisiasi KLB pada 2019. Upaya itu gagal, Kongres V digelar, dan AHY terpilih jadi ketua umum. Pada akhir 2020, Max mengundurkan diri dari Partai Demokrat. Ia sempat bergabung dengan partai baru, Partai Emas, pada awal 2021. Beberapa pekan terakhir, Max mundur dari partai itu dan bergabung dengan Moeldoko cs.
Nama lain yang kebagian kursi jabatan di Partai Demokrat versi KLB adalah Ahmad Yahya. Yahya didapuk sebagai Ketua Mahkamah Partai Demokrat. Yahya merupakan kader senior Demokrat yang menggoyang kepemimpinan AHY. Ia terlibat gerakan perencanaan KLB sejak awal. DPP Demokrat pun memecat Yahya jelang KLB Deli Serdang. Saat ini, Demokrat versi KLB Deli Serdang sedang mengincar legalitas dari pemerintah. Moeldoko dkk. telah menyerahkan berkas-berkas KLB ke Kemenkumham. Menkumham Yasonna Laoly menyampaikan pihaknya akan mengkaji pengajuan kubu Moeldoko. Ia memberi batas waktu sepekan untuk pengurusan administrasi.
“Hari Jumat kemarin dilaporkan kepada saya, dikirimkan surat kepada pihak KLB untuk melengkapinya, diberikan waktu, karena kami kan punya waktu 7 hari, maka kita beri waktu. Mungkin Senin atau Selasa diberikan kepada kami, kita lihat lagi,” tutur Yasonna di Jakarta Pusat pada Minggu (21/3). Sebelumnya, Kemenkumham juga telah menerima bertumpuk-tumpuk dokumen dari DPP Demokrat pimpinan AHY yang menjelaskan pelanggaran serta tak sah dan konstitusionalnya KLB yang digelar di Deli Serdang untuk memilih Moeldoko itu.
Sumber : cnnindonesia.com