TNews, WISATA – Sejak pekan kemarin, Kota Suez sedang menjadi perbincangan dunia, karena perairannya menjadi lokasi kemacetan panjang kapal kargo, tepatnya di Terusan Suez. Suez adalah kota pelabuhan di timur laut Mesir. Kota berpenduduk 750 ribu jiwa ini dikenal karena menjadi lokasi Terusan Suez, jalur pelayaran tersibuk di dunia. Sebagai kota pesisir, Suez memiliki tiga pelabuhan penting, yakni Adabiya, Ain Sokhna dan Tawfiq. Walau luas wilayahnya tidak seberapa, kota ini sudah dilengkapi dengan jalur kereta api dan jalan raya yang menghubungkan kota dengan Kairo, Port Said, dan Ismailia.
Kota Suez terbagi dalam lima distrik, El Arbaeen District, Suez District, El Ganayen District, Faisal District, Ataqah District. El Arbaeen District merupakan kawasan pemerintahan dan tempat pendidikan. Suez District bisa dibilang pusat kota, karena berada dekat dengan Port Tawfik dan Terusan Suez. Banyak pemukiman peninggalan Inggris dan Prancis di sini. Lalu El Ganayen District lebih sering disebut desa dan berbatasan dengan benua Asia. Sementara Faisal District lebih ke pemukiman warga. Dan yang terakhir, Ataqah District, ialah kawasan industri. Tapi di area Ain Sokhna berdiri banyak resor mewah. Dari kamar-kamarnya, turis bisa langsung memandangi panorama Terusan Suez.
Distrik ini juga menjadi lokasi Pelabuhan Ain Sokhna yang juga berfungsi sebagai pusat industri perikanan di Suez. Suez dapat dengan mudah dikunjungi dalam perjalanan sehari, sekitar 100 km dari Kairo. Kalau ingin berkeliling di kotanya, turis bisa mengendarai mobil, sepeda, atau jalan kaki saja. Orang-orang di Suez sangat ramah, jadi jangan sungkan bertanya soal arah jalan kepada mereka. Biaya berwisata di Suez bisa dibilang jauh lebih murah daripada Kairo atau Alexandria. Jika ingin mengisi perut, jangan lupa mencicipi menu seafood khas Suez. Salah satu tempat makan seafood yang paling populer di sini ialah El Khalifa Fish Centre. Tentu saja hidangan ini tidak akan lengkap di Mesir tanpa Tahini, Baba ghanoush, dan roti.
Destinasi Wisata di Suez
Tak semua wilayah Suez merupakan destinasi wisata bahari, karena sebagian besar area pesisirnya tidak cocok untuk berenang. Anda bisa mencium bau minyak saat mendekati tepi laut yang dekat pelabuhan. Turis yang ingin wisata air bisa mendatangi Ain Sokhna, area yang dikelilingi banyak resor mewah dan pusat kegiatan wisata bahari, seperti snorkeling sampai diving. Area ini berpemandangan Terusan Suez, namun lebih dekat ke Laut Merah, sehingga pemandangan bawah lautnya lebih lestari. Selain main air, hal terbaik yang juga bisa dilakukan di Suez adalah duduk santai di kafe tepi pantai dan melihat kapal melintas di Terusan Suez. Tempat terbaik untuk melakukannya adalah di dekat Pelabuhan Tawfik.
Perlu diingat kalau warga dan turis tidak dapat bebas keluar masuk pelabuhan untuk alasan keamanan. Pusat kota Suez sangat menarik untuk dikunjungi. Bagi yang hobi belanja, sebenarnya tidak ada pusat perbelanjaan besar di sini. Kalau mau mencari oleh-oleh silakan ke toko suvenir atau pasar tradisionalnya. Turis mungkin jarang melihat taksi, karena yang ada kebanyakan mikro bus. Kebanyakan mobil terlihat sama. Rasanya tak ada perbedaan kelas sosial yang menonjol seperti yang terlihat di Kairo. Semuanya tampak cukup standar. Ada taman hiburan di tepi pantai dalam perjalanan ke pusat kota. Warga lokal biasanya mengajak anak-anaknya rekreasi di sana.
Sejarah di Suez
Pemandangan menarik lainnya untuk dilihat di Suez adalah daerah tempat tinggal imigran Inggris dan Prancis sebelum perang. Pemukiman ini berada tak jauh dari tepi laut. Kawasan ini masih dipertahankan hingga sekarang dan ditempati oleh beberapa keluarga yang tinggal di rumah-rumah tersebut. Semua rumah terlihat identik, berdinding coklat dengan jendela hijau, berikut hiasan pohon palem yang berjajar rapi. Suez juga pernah diduduki oleh Israel. Nuansa pascaperang masih bisa dirasakan dari lubang peluru yang masih tertinggal di gedung-gedung yang hingga saat ini masih belum diperbaiki. Untuk turis yang ingin wisata sejarah lebih lanjut di Suez bisa mendatangi Port Said Military atau Port Said Military.
Sumber : cnnindonesia.com