TNews, INTERNASIONAL – Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-O-Cha dan anggota kabinetnya batal menerima suntikan vaksin virus Corona (COVID-19) buatan AstraZeneca. Pembatalan dilakukan setelah otoritas Thailand menunda penggunaan vaksin tersebut usai isu adanya pembekuan darah di beberapa negara Eropa.
Seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (12/3/2021), dekan Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Siriraj, Prasit Watanapa, menegaskan dalam konferensi pers yang digelar Kementerian Kesehatan Thailand bahwa peluncuran vaksin ditunda setelah beberapa negara Eropa, seperti Denmark, Norwegia dan Islandia, menangguhkan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca.Diketahui bahwa Otoritas Kesehatan Denmark menangguhkan vaksinasi selama dua minggu setelah seorang wanita berusia 60 tahun, yang diberi vaksin AstraZeneca dari batch yang sama yang digunakan di Austria, mengalami pembekuan darah dan meninggal dunia.
Penangguhan dilakukan setelah mendapat laporan “kemungkinan efek samping yang serius” dari negara-negara Eropa lainnya. Norwegia dan Islandia mengatakan penangguhan itu sebagai tindakan pencegahan. “Meski kualitas AstraZeneca bagus, beberapa negara meminta penundaan,” kata Piyasakol Sakolsatayadorn, penasihat komite vaksin COVID-19 Thailand. “Kami akan menunda (juga)” imbuhnya. Sejumlah ahli kesehatan mengatakan hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca tidak boleh diberikan dan kasus pembekuan darah sesuai dengan tingkat kasus serupa pada populasi umum.
Dalam sebuah pernyataan, AstraZeneca mengatakan tidak menemukan bukti peningkatan risiko emboli paru karena pembekuan darah atau trombosis vena dalam pada data keamanan lebih dari 10 juta catatan, bahkan ketika mempertimbangkan subkelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, kelompok produksi atau negara penggunaan.
Thailand memulai kampanye inokulasi COVID-19 pada 28 Februari setelah menerima 200.000 dosis pertama vaksin Sinovac dari China dan 117.000 dosis impor vaksin AstraZeneca. Program vaksinasi massal untuk memberikan 10 juta dosis selama sebulan akan dimulai pada bulan Juni mendatang, dengan 61 juta suntikan vaksin AstraZeneca diproduksi oleh perusahaan lokal Siam Bioscience.
Sumber : detik.com