TNews, SULUT – Ekspor langsung produk perikanan dan perkebunan Provinsi Sulawesi Utara kembali merambah negara tetangga. Setelah Jepang, Sulut membuka peluang ekspor ke Singapura. Gubernur Sulut, Olly Dondokambey sesuai agenda akan meluncurkan direct call ekspor produk perikanan ke Singapura, Senin (8/2/2021).
Peluncuran ekspor itu digelar di Terminal Kargo Bandara Sam Ratulangi. “Kita ekspor ke Singapura,” ujar Gubernur. Ekspor menggunakan layanan penerbangan langsung. Adapun, Singapura merupakan negara berikutnya tujuan ekspor produk lokal Sulut. Sebelumnya ekspor sudah dilakukan ke Jepang Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (ODSK) berkomitmen menjadikan Sulut sebagai sebagai superhub Indonesia Bagian Timur.
Komitmen itu diwujudkan denganm menjagakontinuitas direct call ekspor (ekspor langsung) dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Narita Jepang yang sudah diluncurkan sejak 23 September 2020. “Semoga ini berjalan terus sehingga bermanfaat banyak bagi masyarakat Sulut dan sekitarnya tapi lebih khususnya tentunya bermanfaat bagi NKRI karena terbuka pintu baru untuk ekspor keluar daerah diluar dari yang sudah ada selama ini, semoga Tuhan memberkati kita semua,” kata Gubernur Olly beberapa waktu lalu.
Nilai direct call ekspor Sulut ke Jepang terus meningkat. Pada saat diluncurkan sebanyak 12,2 ton komoditas perikanan dan pertanian Sulut diekspor ke Jepang. Berdasarkan data dari Kanwil DJBC Sulbagtara selama Januari 2021 tercatat, sebanyak 65,5 tonkomoditas perikanan dan pertanian Sulut yang berhasil menyumbang devisa senilai US$ 232.706 atau setara dengan Rp3,23 miliar dikirim ke Jepang lewat direct call ekspor yang terbagi dalam 4 flight.
Ekspor komoditas Sulut secara langsung dari Manado ke Jepang melalui maskapai Garuda Indonesia merupakan langkah nyata pemerintah untuk bersinergi dengan industri pengolahan, stakeholder, instansi vertikal serta maskapai penerbangan untuk dapat mendistribusikan komoditi perikanan serta komoditi lainnya ke negara tujuan secara langsung dengan harapan akan mengurangi biaya transportasi serta mutu yang terjaga.
Sebelumnya ekspor komoditas Sulut masih melalui pelabuhan udara di Jakarta atau Surabaya, padahal negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Jepang yang secara geografis lebih dekat Manado dibanding dari Jakarta atau Surabaya. Rute tersebut dinilai tidak efisien dan menyebabkan tingginya biaya logistik dan lamanya waktu pengiriman karena harus transit 24-30 jam, sehingga harga produk di pasar luar negeri menjadi mahal dan kualitas barang turun, padahal komoditas perikanan membutuhkan kondisi segar hingga tiba di negara tujuan.
Olly optimistis terobosan ini akan memberikan pengaruh yang baik dalam pembangunan sektor kemaritiman dan perekonomian di daerah Bumi Nyiur Melambai dan menjadikan Sulut Maju dan Sejahtera Sebagai Pintu Gerbang Indonesia Ke Asia Pasifik seperti visi kepemimpinannya bersama Wagub Steven di periode 2021-2024.
Sumber : tribunnews.com
