PB Percasi Sebut Dewa Kipas Tak Paham Filosofi Main Catur

0
406

TNews, OLAHRAGA – Kepala Bidang Pembinaan dan Peningkatan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi), Kristianus Liem, menyebut Dewa Kipas alias Dadang Subur tidak paham filosofi bermain catur. Dewa Kipas disebut Kristianus hanya sekadar melangkahkan buah catur di atas papan tanpa menggunakan strategi atau ide bermain saat kalah dari Women Grand Master Irene Kharisma Sukandar, Senin (22/3). Tak hanya itu, Dewa Kipas juga dianggap tidak mengerti aturan main dalam permainan catur.

“Secara keseluruhan bisa dilihat bahwa yang paling menonjol di partai pertama bahwa Dewa Kipas tidak memahami filosofi bermain catur. Dia main sekadar melangkahkan buah catur,” kata Kristianus kepada, Selasa (23/3). Menurut Kristianus, Dewa Kipas menggunakan strategi bertahan Caro-Kann, yang merupakan perbaikan dari pertahanan Prancis. Namun Dewa Kipas tidak menjalankan bidak catur layaknya pecatur yang memainkan pola pertahanan Caro-Kann pada langkah-langkah selanjutnya. “Beda sama Irene yang memahami setiap langkah yang dibuatnya. Ada maksud, ide dan filosofi di balik langkah yang dimainkan Irene,” terang Kristianus.

“Contoh, di partai pertama Irene membuka dengan bidang E4, filosofinya itu golongan terbuka dalam catur. Setelah itu permainan berkembang secara terbuka dan sangat memanfaatkan tempo sehingga langkah bukan sekadar langkah. Sebab, akan kesulitan sendiri kalau langkah itu tidak efisien ke petak strategis menyerang. Itu yang tidak dilakukan Dewa Kipas,” sambungnya. Kristianus menyebut langkah-langkah yang terukur membuat Irene menguasai medan pertempuran. Tak ayal jika di babak pertama permainan selesai hanya dalam 24 langkah. Dalam permainan catur, selesai di 24 langkah disebut partai mini atau short game yang artinya permainan tidak sampai ke akhir atau selesai.

Menurutnya tiga babak pertandingan antara Dewa Kipas vs Irene Sukandar, semua berakhir di awal middle game atau baru masuk permainan tengah, tidak sampai ke akhir. Sementara dalam permainan catur terdapat tiga tahapan, yakni pembuka, tengah dan akhir. “Irene selalu terlihat fokus di sepanjang permainan karena dia merancang serangan, strategi, membangun perencanaan itu butuh pemikiran panjang. Dia pilih main terbuka buat cari poin di dua partai pertama.

Di partai ketiga, Irene buka D4, Gajah F4 dan E3 yang dikenal dengan London sistem, karena kalau putih tugasnya cari menang. Modalnya solid yang penting tidak kalah. Irene enggak mau ambil risiko makanya pasang posisi kokoh. Orang awam tidak lihat itu, tapi Irene menunjukkan itu dengan bijak.” “Kesalahan-kesalahan Pak Dadang ini sifatnya elementer. Pertama kehilangan gajah di D6, kesalahan satu langkah. Jadi bukan pecatur kuat yang bisa meleng begitu. Asal jalan tanpa strategi, tidak ada ide dan filosofi bermainnya,” ujar Kristianus.

 

Sumber : cnnindonesia.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.