Gurih Pedas! Pecak Belut Legendaris

0
399

TNews, KULINER – Kota Pemalang punya kuliner khas bernama Pecak Belut Pati. Salah satunya dijajakan warung makan legendaris ini sejak tahun 1975! Kuliner yang satu ini sangat terkenal di Pantai Utara, Pemalang, Jawa Tengah. Namanya Pecak Belut Pati. Tempat terkenal untuk menikmatinya adalah Warung Bu Niti di Desa Tegalmlati, Petarukan. Meski warungnya sederhana, kelezatan Pecak Belut Pati di sini tergolong legendaris. Bagaimana tidak, pecak belut ini sudah ada sejak tahun 1975. Saat ini sudah dikelola generasi kedua.

Sambal Pati sendiri merupakan sambal pecak khas Pemalang. Sambal Pati dibuat dari sambal terasi, rempah-rempah, dan adonan santan. Di Warung Bu Niti, sambal pati kemudian dipadukan pecak belut yang terbuat dari belut goreng yang sedikit diremukkan. Tambahannya, daun pepaya, tauge, dan mentimun. Memang, Pecak Belut Sambal Pati ini, banyak digandrungi warga. Selain warga di Pemalang, juga kerap sering datang pelanggan dari luar kota. Warung Bu Niti ini bisa diipastikan ramai saat jam makan siang, apalagi jika akhir pekan. Warga yang melintas di Jalur Pantura, akan mampir ke sini. Lokasinya hanya dua menit dari jalur Pantura Petarukan.

Salah satu pelanggan yang rela datang jauh-jauh dari luar kota adalah Viva Laela. Ia bersama dua temannya asal Batang, rela menempuh jarak puluhan kilo meter untuk menikmati pecak belut ini. Sensasi gorengan belut yang gurih bercampur pedas, membuat para pelanggan ketagihan. “Sudah lama kami tidak ke sini, jadi rindu sensasi belut pecak santannya Bu Niti. Maka dari itu kami datang untuk mencicipinya kembali,” kata Viva. “Untuk rasa, jangan ditanya. Jauh-jauh kami ke sini ingin merasakan sensasi pecak belut ini,” tambahnya. Cas Kuat (39) warga Kesesi, Pekalongan, mengatakan hal yang sama. Dirinya, akan makan di warung setempat jika melintas di wilayah Pekalongan.

“Ada dua varian, sambal terasi dan sambal pati. Saya suka sambal Pati. Rasanya mantap, luar biasa. Selain gurih karena ada santannya, rempah-rempah yang ada pada sambal sangat terasa,” ucapnya. Dalam sehari, rata-rata warung ini bisa menghabiskan 50 porsi pecak belut. Selama sepekan menghabiskan satu kwintal belut. “Ya, pelanggan memang lebih suka pecak belut sambal Pati. Kita semua fresh. Belut digoreng dadakan sehingga masih segar dan enak,” kata Lestari, generasi kedua pengelola warung Bu Niti. Diakuinya, biasanya warung akan ramai jika memasuki jam makan siang.

“Kebanyakan memang tamu luar kota, kalau pas jam makan siang,” katanya. Untuk persediaan belut sendiri, diakuinya cukup sulit di wilayah Oemakang dan sekitarnya. “Stok kami datangkan dari Kalimantan. Kalau belut seputar Pemalang sini, belum musim. Jadi dua minggu sekali saya datangkan dari Kalimantan,” jelasnya. Untuk satu porsi pecak belut sambal Pati komplet dengan tempe, tahu goreng dan lalapan, dijual dengan harga Rp 45 ribu.

 

Sumber : detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.