TNews, SULUT – Anggota DPRD Sulut Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sandra Rondonuwu memberikan penjelasan sekaligus pembelaan terkait penamaan RSUD ODSK. Bagi Sandra Rondonuwu, nama RSUD ODSK memiliki makna spirit atau gerakan untuk mengatasi masalah sosial. “ODSK itu bukan mewakili nama pribadi Olly atau Steven. Karena yang terdaftar di KPU saat pilkada yang calon adalah Olly-Steven. ODSK itu justru sudah masuk Pergub Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan. Jadi ODSK itu adalah spirit atau semangat mengatasi masalah sosial,” tandas legislator yang akrab disapa SaRon ini.
Ditambahkannya, ketika ODSK menjadi nama RSUD, itu menjadi simbolik bahwa perjuangan spirit dan gerakan untuk mengatasi masalah sosial kemiskinan. “Dalam hal ini kesehatan termanifestasi dalam bentuk rumah sakit yang diberi nama ODSK untuk menjadi petanda komitmen visi misi Olly Steven dalam spirit dan gerakan mengatasi persoalan kesehatan masyarakat sudah termanifestasi dalam bentuk RSUD ODSK. Itu yang penting,” ujarnya. Dilanjutkannya, apalah arti sebuah nama yang penting adalah apakah RSUD ini sesuai dengan visi ODSK tersebut.
“Apakah pelayanan kesehatannya memadai atau tidak. Apakah nanti bisa diakses secara baik oleh rakyat Sulut. Apakah dengan RSUD itu akan tercipta kondisi pelayanan kesehatan yang paripurna, itulah yang harusnya menjadi substansi pertanyaan masyarakat dan elit Yang kritis,” lugas Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Sulut ini. Sebelumnya diberitakan, Anggota DPRD Sulut lainnya Stella Runtuwene yang menyoroti legalitas pemberian nama RS ODSK tersebut. “RS mata juga pakai nama ODSK padahal pembangunannya pakai uang rakyat dan rakyat yang harus tanggung selama 5 tahun kedepan pinjaman 100 M untuk bangun.
Ini nama kan sudah melekat di pemerintahan sekarang,” ungkap Stella Runtuwene. Menurut adik kandung dari Anggota DPR RI Felly Runtuwene ini, penamaan rumah sakit sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu. “Jangan seolah-olah milik pasangan yang terpilih yaitu pemerintahan saat ini bahkan terkesan milik dari pribadi. Masyarakat harus tau itu adalah uang mereka yang sampai sekarang kita masih bayar hutang. Tidak eloklah kita memakai nama itu seolah-olah bangun dengan uang pribadi,” tegasnya.
Sumber : beritamanado.com