TNews, SEJARAH – Gencatan senjata jadi tahap baru yang disepakati dalam perselisihan Palestina dan Israel usai serangan 11 hari lamanya. Diketahui perseteruan panjang yang terjadi usai Perang Dunia I jadi akar konflik Palestina dan Israel. Seperti dilansir dari Associated Press, Senin (24/5/2021) pertentangan antara kedua negara dimulai sejak 10 Mei 2021 lalu. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 248 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dengan 1.910 orang terluka. Sementara di Israel, 12 orang tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dan seorang gadis berusia 16 tahun.
Lantas apa yang menjadi akar konflik Palestina dan Israel sejak lama? berikut ulasannya:
Pendirian Negara Bagi Yahudi
Mengutip dari BBC, akar konflik Palestina dan Israel bermula dari pendirian negara bagi orang-orang Yahudi di wilayah sengketa itu. Saat itu, wilayah yang sebagian besar dihuni warga Arab dan Muslim menjadi bagian dari kekaisaran Ottoman. Usai Perang Dunia I, Inggris kemudian mengambilalih wilayah tersebut dengan mandat dari Liga Bangsa-Bangsa. Mulai sejak saat itu, ratusan ribu orang Yahudi mulai berpindah dan bertambah terus-menerus antara 1920-1940an.
Pada 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui rencana untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua, untuk bangsa Yahudi dan Arab Palestina. Sementara Yerusalem menjadi kota suci untuk keduanya dan menjadi zona internasional khusus. Para pemimpin Yahudi menyambut baik keputusan PBB, sementara bangsa Arab Palestina menolaknya. Hal ini pun memicu kekerasan yang meningkat antara kedua kelompok ini. Meski sudah ada rencana pembagian namun hal itu tak pernah terlaksana hingga konflik terus terjadi.
Pendirian Israel
Akar konflik Palestina dan Israel berlanjut dengan dideklarasikannya pembentukan Israel sebagai negara pada 15 Mei 1948. Penolakan kembali terjadi dan memicu perang yang disebut sebagai perang Al-Nakhba. Akibat perang Al-Nakhba (diartikan sebagai malapetaka) ini, ratusan ratusan ribu warga Palestina melarikan diri dan meninggalkan rumah mereka. Setahun kemudian. Israel sudah berhasil menguasai sebagian besar wilayah Palestina. Wilayah kekuasaan di Yerusalem terbagi dua, yakni Timur dikuasai Yordania, sementara Barat dikuasai Israel. Yordania juga menduduki Tepi Barat, sementara Mesir, menguasai Gaza.
Perang 6 Hari 1967
Akar konflik Palestina dan Israel berlanjut terjadinya perang 6 hari 1967. Pangkalan udara Mesir diserang oleh Israel, sementara pasukan darat Israel memasuki semenanjung Sinai. Israel kemudian mengambilalih Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, Tepi Barat, Dataran Tinggi Golan serta Yerusalem Timur yang didominasi bangsa Arab. Seluruh wilayah Yerusalem diakui Israel sebagai Ibu Kota negaranya. Sementara Palestina menyatakan Yerusalem Timur menjadi Ibu Kota masa depannya. Sejak saat itu, perebutan wilayah kekuasaan menghiasi konflik antara kedua belah pihak.
Konflik 11 Hari 2021
Yang terbaru, pada 10 Mei 2021, Israel melancarkan serangan ke kompleks masjid Al-Aqsa, dipicu oleh permasalahan sengketa tanah di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Bentrokan dan serangan udara saling dilancarkan dari Hamas maupun Israel. Usai 11 hari bersitegang dan mendapat kecaman dari dunia internasional, gencatan senjata disepakati. Gencatan senjata mulai berlaku pada Jumat (21/5) pukul 02.00 dini hari. Akar konflik Palestina dan Israel melewati sejarah panjang hingga kini. Kedua belah pihak baik Hamas maupun Israel sama-sama mengklaim kemenangan.
Sumber : detik.com