Gerhana Bulan total 26 Mei 2021 dinantikan karena menjadi hiburan di tengah situasi yang masih pandemi. Kalian juga tak sabar? Cek daftar wilayah yang bisa menyaksikan gerhana Bulan total ini. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebutkan, hampir semua negara akan bisa menyaksikan fenomena ini jika cuaca cerah. Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brasil bagian timur, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis adalah wilayah-wilayah yang akan kedatangan gerhana Bulan ini. Di Indonesia, dari arah Timur-Tenggara (hingga Tenggara untuk Indonesia bagian Timur), bisa menyaksikannya sekalipun tanpa bantuan alat optik. Adapun puncak gerhana Bulan total ini terjadi pukul 18.13.30 WIB / 19.13.30 WITA / 20.13.20 WIT.
Gerhana Bulan akan terbagi ke dalam 7 fase sebagai berikut:
- Awal penumbra
- Awal sebagian
- Awal total
- Puncak gerhana
- Akhir total
- Akhir sebagian
- Akhir penumbra
Gerhana Bulan total kali ini istimewa karena berbarengan dengan terjadinya Perige, yaitu ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi. Adapun puncak Perige terjadi pada pukul 08.57.46 WIB/ 09.57.46 WITA/ 10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi. “Oleh karenanya, gerhana Bulan kali ini juga dapat disebut sebagai Bulan merah super mengingat sudut lebarnya yang lebih besar 13,77% dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (Apoge), dan kecemerlangannya 15,6% dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1% lebih terang dibandingkan dengan ketika Apoge,” kata LAPAN.
Durasi total fase gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik. Istimewanya lagi, gerhana Bulan total 26 Mei 2021 bertepatan dengan detik-detik Waisak yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha. “Pada dasarnya detik-detik Waisak terjadi ketika purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka,” sebut LAPAN. Pada saat Bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bumi secara maksimal, dengan Bumi berada di antara keduanya. Karena cahaya Matahari menerangi permukaan Bulan sepenuhnya, satelit alami ini akan tampak bulat sempurna dari Bumi.
Sumber : detik.com