TNews, INTERNASIONAL – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam Israel sebagai ‘negara teroris yang kejam’ saat mengomentari bentrokan berdarah antara warga Palestina dan polisi Israel di Yerusalem. Seperti dilansir AFP, Senin (10/5/2021), kecaman itu disampaikan Erdogan saat berpidato di Ankara, setelah lebih dari 200 orang mengalami luka-luka dalam bentrokan antara warga Palestina dengan polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa pada Jumat (7/5) malam waktu setempat. “Israel, negara teroris yang kejam, menyerang umat Muslim di Yerusalem — yang kekhawatirannya hanyalah melindungi rumah-rumah mereka … dan nilai-nilai sakral mereka — dengan cara biadab tanpa etika,” sebut Erdogan dalam pernyataannya.
Erdogan menyebut tindak kekerasan polisi Israel di Yerusalem sebagai ‘serangan terhadap seluruh umat Muslim’. “Melindungi kehormatan Yerusalem menjadi kewajiban setiap Muslim,” cetusnya. Erdogan juga mendorong semua negara, khususnya negara-negara Muslim, untuk bereaksi dan menyerukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk ‘menghentikan persekusi ini’. Sebelumnya Erdogan juga melontarkan kecaman via Twitter pada Sabtu (8/5) waktu setempat. “Kami mengecam keras serangan mengerikan terhadap Masjid Al-Aqsa… yang sangat disayangkan dilakukan setiap Ramadan. Kami akan terus berada di sisi saudara-saudari Palestina dalam segala situasi,” tulisnya.
Diketahui bentrokan di Masjid Al-Aqsa diawali oleh aksi warga Palestina memprotes rencana penggusuran keluarga-keluarga Palestina yang terlibat sengketa tanah dengan pemukim Yahudi di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Sengketa tanah itu berlangsung selama bertahun-tahun dan semakin panas setelah awal tahun ini, sebuah pengadilan distrik Yerusalem menjatuhkan putusan yang menguntungkan para pemukim Yahudi yang mengklaim tanah-tanah di Sheikh Jarrah, yang sekarang menjadi tempat tinggal bagi 30 keluarga Palestina — dari yang tadinya hanya empat keluarga Palestina.
Rencana penggusuran keluarga Palestina itu dikecam banyak pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menyebutnya mengarah pada kejahatan perang. Arab Saudi juga menolak rencana penggusuran warga Palestina di Yerusalem itu. Sementara itu, dalam bentrokan pada Jumat (7/5), polisi Israel diketahui menembakkan peluru karet, gas air mata dan granat kejut kepada warga Palestina yang ada di dalam Masjid Al-Aqsa. Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, menyerukan pemerintah Israel untuk mengakhiri kebijakan ‘agresif dan provokatif’ terhadap warga Palestina. Hubungan Turki dan Israel memburuk sejak kedua negara saling menarik Duta Besar mereka tahun 2018 setelah kematian demonstran Palestina di Gaza.
Sumber : detik.com