ADVETORIAL, BOLMONG — Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) memiliki potensi yang besar dalam bidang pengelolaan hasil perkebunan.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Perkebunan terus mendorong potensi perkebunan tersebut melalui tiga komoditi, diantaranya tanaman kelapa, cengkeh dan kakao.
Bahkan, Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow berharap, potensi pertanian dan perkebunan yang begitu besar di Kabupaten Bolmong dimanfaatkan dengan baik.
Potensi lahan pertanian yang masih lumayan besar tersedia, supaya dimanfaatkan sebaik- baiknya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus tumpuan untuk pengembangan daerah menjadi daerah sentra pertanian terpadu di Sulut dan kawasan Timur Indonesia. “Saya mengajak masyarakat Bolmong secara keseluruhan, untuk mengembangkan potensi lahan pertanian maupun perkebunan yang ada,” kata Bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Tonny Toligaga, mengatakan dalam penerapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah, memeberikan kewenangan bagi pemerintah daerah menciptakan kelembagaan lebih kreatif dan pariatif.
Bahkan kata dia, satu-satunya Dinas Perkebunan dari 15 Kabupaten/Kota se Sulut, hanya ada di Kabupaten Bolmong. Keunggulan Kabupaten Bolmong untuk menjadikan instansi lebih kreatif dalam menunjang komoditi utama perkebunan daerah, dikembangkan berdasarkan kultur tanah memang sesuai dengan perkembangan tanaman perkebunan.
Apalagi, kewenangan daerah penuh dalam menentukan komoditi yang diandalkan berdasarkan program-program yang ditetapkan oleh pemerintah, baik pusat, provinsi maupun daerah, tentunya dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. “Kabupaten Bolmong memiliki keistimewaan dalam bidang perkebunan. Dari penguatan berbagai aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, juga kewenangan dalam mengembangkan komoditi perkebunan cukup besar. Artinya, ketika ada program baik itu dari pemerintah pusat, maupun pemerintah provinsi terkait dengan komoditi unggulan kita, jatah Bolmong cukup besar,” kata Toligaga, Senin (26/07/2021).
Lanjutnya, tiga komoditi perkebunan unggulan memang perlu dikembangakan. Berdasarkan produktifitas, Bolmong masih kategori penghasil kedua terbesar di Sulut. Untuk tanaman kelapa produktifitas Bolmong ada diposisi ketiga setelah Minahasa Utara dan Minahasa Selatan, kemudian untuk tanaman cengkeh Bolmong masih ada di posisi kedua setelah Minahasa Raya, namun untuk tanaman kakao produktifitas terbesar hanya ada di Kabupaten Bolmong dan Kabupaten Bolmut se Sulut. “Jadi kita diunggulkan dari tiga komoditi ini. Target kita kedepan untuk tanaman kakao akan lebih ditingkatakan,” ujarnya.
Kedepannya kata Tonny, pihaknya akan mendorong komoditi perkebunan sebagai sumber ekonomi masyarakat juga Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Kita akan menempatkan komoditi sesuai dengan wilayah tanam dan perkembangannya. Selain mendorong potensi perkebunan, juga penghijauan serta pelestarian lingkungan,” pungkas dia.
Imran Asiaw