TNews, PENDIDIKAN – Kemendikbudristek bersama The SMERU Research Institute menyampaikan sejumlah hasil awal penelitian dari program Research on Improving System of Education (RISE). Dalam riset tersebut, diketahui bahwa angka partisipasi pendidikan di Indonesia dari jenjang PAUD hingga kuliah menurun.
“Hingga berakhir tahun ajaran 2020/2021 tren partisipasi pendidikan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi mengalami penurunan tingkat partisipasi,” bunyi keterangan tersebut dikutip dari laman Anggun Paud Kemdikbud, Rabu (15/7/2021).
Merespons hal itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan bahwa riset tersebut dapat membantu pemerintah untuk menentukan kebijakan di masa mendatang.
“Hasil evaluasi ini akan menjadi pegangan penyusunan aturan dan kebijakan yang lebih tepat sasaran,” ungkap dia.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengaku Kemdikbudristek mengambil beberapa langkah kebijakan untuk menyesuaikan situasi pandemi COVID-19, seperti penyederhanaan kurikulum.
“Kemendikbudristek mengambil kebijakan darurat dalam mitigasi pandemi, misalnya penyederhanaan kurikulum, relaksasi syarat kenaikan kelas dan kelulusan, modul-modul literasi dan numerasi untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), bantuan kuota internet, dan pembelajaran guru lewat model pelatihan inovatif yang telah menjangkau ratusan ribu guru di seluruh Indonesia,” ungkap Anindito.
Sementara itu, dalam riset yang sama diketahui ada daerah yang menarik. Pasalnya, daerah tersebut tidak menunjukkan adanya penurunan kemampuan belajar para peserta didik.
Menurut peneliti RISE, Delbert Lim, kemampuan belajar siswa di Bukittinggi, Sumatera Barat tidak mengalami penurunan. Pasalnya, mayoritas orang tua di sana melakukan pendampingan selama belajar dari rumah sejak sebelum pandemi.
Oleh karena itu, diketahui bahwa keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak belajar selama pandemi memiliki andil yang besar mengurangi dampak PJJ.
“Sementara untuk orang tua yang tidak mendampingi anaknya, 30% mengatakan karena mereka tidak memiliki kemampuan mendampingi. Keterlibatan orang tua punya andil besar mengurangi dampak penutupan sekolah akibat pandemi,” jelas Delbert.
Bahkan, kata Delbert, mayoritas peserta didik mengalami peningkatan hasil belajar selama pandemi. Hal ini pun tak berkaitan dengan latar belakang pendidikan orang tua yang berbeda-beda.
“Namun, hasil pembelajaran siswa dengan orang tua yang berpendidikan lebih rendah tetap di bawah siswa dengan orang tua berpendidikan tinggi,” tutup Delbert.
Sumber : Detik.com