Serunya Tempat Wisata Susur Goa Purba

0
115
ilustrasi

TNews, WISATA – Objek wisata Sanghyang Kenit di Bandung Barat bikin nagih. Suguhan pemandangan tebing batu purba mengelilingi aliran air Sungai Citarum yang tertahan dan dikendalikan oleh bendungan Saguling.

Sanghyang Kenit di wilayah selatan Bandung Barat itu kalah pamor dengan kawasan wisata Lembang lainnya. Wisatawan lebih memilih Lembang lantaran menyuguhkan suasana yang sejuk dengan barisan pepohonan hijau menyegarkan mata.

Padahal, Sanghyang Kenit menawarkan sejumlah aktivitas asyik buat traveler. Salah satu yang bisa dijajal adalah wisata menyusuri gua.

Gua yang dijelajahi wisatawan semula merupakan tempat aliran sungai bawah tanah dengan reruntuhan batuan kapur. Sesaat masuk ke dalam, suasana gelap, pengap, serta senyap langsung menyergap.

Pemandu bakal mengarahkan pengunjung ke rute yang sangat sering dilalui dengan perkiraan jarak sekitar 700 meter. Ketinggian gua yang berbeda membuat pengunjung dipaksa merunduk bahkan berjalan jongkok.

Belum lagi dengan rute melewati genangan air Citarum Purba setinggi perut yang masih menjadi habitat berbagai jenis ikan seperti baung dan gabus. Siapkan stamina dan lampu senter, meskipun pemandu akan melengkapi pengunjung yang hendak susur goa dengan helm dan pelampung.

“Untuk open trip per orangnya Rp 150 ribu dengan minimal peserta 10 orang. Lumayan ramai juga peminatnya,” tutur Pengelola objek wisata Sanghyang Kenit Doddy Aang Satibi.

Perjalanan menelusuri goa akan memakan waktu sekitar 45 menit. Bila air sedang tinggi wisatawan bisa melakukan tubing dari Sanghyang Tikoro yang menjadi pintu keluar gua menuju titik awal Sanghyang Kenit.

“Untuk sekarang cuaca juga sedang bagus. Biasanya pengunjung yang mau susur goa booking dulu, baru Sabtu atau Minggu langsung datang,” kata Doddy.

Ia mengatakan kunjungan wisatawan belakangan ini mulai bergeliat. Ketimbang beberapa bulan lalu selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan.

“Untuk kunjungan sekarang sudah lumayan ramai lagi. Karena kan untuk objek wisata di KBB mulai dibuka,” tutur Doddy.

Doddy mengatakan pengunjung yang datang ke Sanghyang Kenit kebanyakan masih wisatawan Bandung Raya. Sementara untuk wisatawan luar daerah belum begitu banyak.

“Masih dari Bandung Raya yang paling banyak. Karena selama pandemi ini penurunannya lumayan besar sampai 70 persen,” beber Doddy.

Di tengah pandemi juga pihaknya melakukan sejumlah penataan kawasan agar wisatawan yang datang merasa lebih nyaman. Seperti warung-warung yang posisinya lebih teratur, area parkir, dan fasilitas penunjang lainnya.

“Lumayan, ada penataan kawasan juga, sedikit demi sedikit saja. Untuk pengunjung yang datang kita wajibkan menerapkan protokol kesehatan ketat,” ujar Doddy.

Sedikit membahas soal Sanghyang Kenit, penamaannya konon berasal dari kata ‘kenit’ yang berarti arus yang memutar. Versi lainnya yakni berasal dari nama domba kenit yang memiliki corak sabuk melingkar di badannya. Hewan itu dijadikan sesembahan oleh leluhur adat dan disembelih di area wisata sekarang.

 

Sumber : detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.