TNews, BOLMONG — Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian.
RDP yang digelar di ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD, Kamis (07/10/2021) tersebut, dipimpin serta dibuka langsung Sekretaris Komisi III DPRD Bolmong Supandri Damogalad, dihadiri anggota DPRD Febrianto Tangahu, Sulhan Magabarani, Mas’ud Lauma, Sutarsi Mokodompit, Satira Manoppo dan Dyas Potabuga.
Menurut Supandri RDP kali ini dilaksanakan sebab banyaknya laporan masyarakat tentang kelangkaan pupuk bersubsidi di hampir seluruh kecamatan yang ada di wilayah Bolmong.
Politisi PKB itu menegaskan, harus ada sinkronisasi data pupuk yang masuk dan yang tersalur kepada petani, serta pupuk yang masih tersisa.
“Karena aneh, ketika banyak petani yang tidak kebagian pupuk, namun ada pupuk sisa yang tidak tersalurkan,” ungkap Damogalad.
Selain itu kata dia, Dinas Pertanian harus menambah kios-kios tempat penebusan pupuk di wilayah Bolmong.
“Harus ada penambahan, agar mempermudah pelayanan kepada petani. Jika tidak, kami akan turun kelapangan melakukan investigasi,” tegas dia.
Di tempat yang sama, anggota DPRD Mas’ud Lauma menuturkan, pengisian pupuk yang masih kurang di beberapa wecamatan agar dapat diatasi dan dipenuhi.
“Harus ada penambahan stok di setiap kecamatan yang ada,” beber Lauma.
Di sisi lain, anggota DPRD Febrianto Tangahu mempertanyakan apakah setiap petani memperoleh informasi tentang adanya pupuk atau tidak.
“Jangan-jangan petani tidak mendapatkan informasi ada tidaknya pupuk bersubsidi, atau kurangnya sosialisasi. Jangan sampai petani sudah teriak sana-sini, baru ada tindakan dari Dinas Pertanian,” ucap Aleg dari Partai Nasdem itu.
Senada ditegaskan anggota DPRD Sulhan Magabarani, persoalan kelangkaan pupuk harus segera ditindaklanjuti oleh Dinas Pertanian.
“Harus segera diatasi, agar tidak berdampak pada hasil pertanian, dan agar tidak ada kejenuhan para petani dalam mengelola lahan pertaniannya,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Bolmong Remon Ratu menjelaskan, kelangkaan pupuk bersubsidi disebabkan karena kuota untuk Bolmong yang terbatas.
“Iya karena kuota yang kita dapatkan terbatas,” katanya.
Imran Asiaw