TNews, SEHAT – Diperingati setiap tanggal 10 Oktober, Hari Kesehatan Mental Sedunia bertujuan untuk mengingatkan kembali pentingnya kesehatan mental sekaligus menyadarkan masyarakat akan masalah kesehatan mental, terutama di tengah pandemi.
Selama pandemi COVID-19, isu kesehatan mental menjadi sorotan lantaran pembatasan kegiatan dan batas waktu yang tidak jelas bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan gangguan kesehatan mental
Selain bekerja, banyak juga orang yang dibebani tanggung jawab lain seperti mengurus anak, menyiapkan makanan keluarga, membereskan rumah, dan mengurus keperluan rumah tangga lainnya.
Tak jarang hal ini bisa membuat batas waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi tidak jelas. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi.
Nyatanya, memiliki kehidupan yang seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau yang disebut juga work-life balance menjadi kunci penting untuk menjaga kesehatan mental.
Dijelaskan oleh Pakar karir dan CEO dari salah satu agensi pekerja, Chris Chancey, keseimbangan kehidupan kerja yang baik memiliki banyak dampak positif, termasuk mengurangi stres, risiko kelelahan yang lebih rendah, dan rasa sejahtera yang lebih besar.
Berikut lima cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan work-life balance.
- Pahami bahwa tidak ada work-life balance yang sempurna
Hal pertama yang harus dilakukan adalah sadari bahwa tidak ada work-life balance yang sempurna. Tak sedikit yang membayangkan work-life balance berarti akan memiliki semua hari yang produktif saat bekerja dan selesai lebih awal untuk menghabiskan separuh hari lainnya bersama teman atau keluarga.
Pada kenyataannya, mungkin akan ada suatu waktu di mana hari akan jauh lebih sibuk mengurus pekerjaan, sementara di hari lainnya bisa fokus menghabiskan waktu bersama keluarga atau sekadar melakukan hobi.
- Prioritaskan kesehatan
Penting untuk selalu mengutamakan kesehatan, bukan hanya hanya fisik, tetapi juga emosional dan mental perlu menjadi perhatian utama.
Jika sedang mengalami depresi atau kecemasan dan memerlukan terapi, masukan hal tersebut ke dalam jadwal rutin. Sementara, jika merasa sakit dan perlu istirahat jangan ragu untuk berbicara pada atasan dan mengambil waktu cuti.
Jangan khawatirkan pekerjaan. Berbagi kerjaan dengan rekan kerja jika memungkinkan. Hal ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan rumah tangga, dengan mengajarkan anggota keluarga untuk ikut membantu membereskan rumah.
- Luangkan waktu untuk istirahat
Memutuskan hubungan dengan urusan pekerjaan beberapa saat juga memungkinkan Bunda untuk menyegarkan pikiran ketika merasa stres. Ini penting lho, agar kesehatan mental selalu terjaga.
Tak perlu melakukan sesuatu yang ribet, cukup lakukan aktivitas sederhana, seperti berolahraga dengan perenggangan, berjalan-jalan sebentar, atau menyeduh minuman kesukaan Bunda.
Setelah melakukan aktivitas fisik sederhana, Bunda akan merasa lebih berenergi ketika bekerja, sehingga tugas-tugas profesional akan lebih cepat terselesaikan.
- Ambil waktu untuk berlibur dan habiskan waktu bersama orang tersayang
Sebagai seorang pekerja sekaligus ibu rumah tangga, Bunda perlu sesekali mengambil waktu penuh untuk berlibur. Lakukan kegiatan berlibur dan bersantai bersama keluarga, atau mengatur waktu untuk makan malam romantis bersama suami.
Pekerjaan memang penting, tetapi jangan biarkan kesibukan profesional membuat Bunda mengabaikan hubungan pribadi. Ketika menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang, pastikan Bunda tidak membawa urusan pekerjaan ke dalamnya agar menciptakan waktu yang berkualitas.
- Tetapkan batasan dan jam kerja
Memiliki batasan jam kerja juga menjadi salah satu cara untuk mencapai work-life balance, Bunda. Hal ini dilakukan untuk menghindari rasa lelah berlebih yang dapat menurunkan kesehatan.
Ketika sudah saatnya meninggakan pekerjaan, hindari memikirkan proyek yang akan datang atau menjawab email pekerjaan. Bunda bisa mempertimbangkan untuk memiliki komputer, telepon, atau email terpisah untuk bekerja, sehingga Bunda dapat mematikannya ketika di luar jam kerja.
Selain itu, Bunda juga bisa memberi tahu rekan kerja atau atasan tentang batasan waktu di mana tidak dapat melakukan urusan pekerjaan. Hal ini akan membantu memastikan bahwa rekan kerja dan atasan memahami dan menghormati batasan waktu milik Bunda.
Sumber : detik.com