TNews, KESEHATAN – Orgasme adalah kenikmatan puncak bagi seorang perempuan ketika berhubungan seks. Setiap perempuan pasti ingin mencapai orgasme, tapi kenyataannya tidak semua perempuan bisa merasakannya.
Penelitian mengatakan bahwa orgasme cukup sulit dirasakan perempuan yang berorientasi heteroseksual. Sebaliknya, penelitian memaparkan bahwa perempuan lesbian memiliki tingkat orgasme yang konsisten.
Tidak ada jawaban pasti mengapa perempuan lesbian lebih konsisten mengalami orgasme. Meski begitu, Jamea berpendapat bahwa perempuan lebih memahami tubuh perempuan lainnya dengan baik, sehingga bisa memperlakukannya dengan maksimal saat berhubungan seks.
“Kebanyakan orgasme terjadi melalui stimulasi klitoris, dan kebanyakan hanya perempuan yang mengerti itu,” kata dr Emily Jamea, seorang terapis seks.
Penelitian menjelaskan bahwa 10 persen perempuan mengaku tidak pernah merasakan orgasme sama sekali ketika berhubungan seks. Mengapa hal itu bisa terjadi?
“Satu temuan yang konsisten adalah bahwa sekitar 10 persen perempuan melaporkan tidak pernah orgasme dalam hidup mereka,” kata dr Laurie Mintz, seorang terapis seks.
Terdapat tiga faktor mengapa sebagian perempuan tidak bisa merasakan orgasme.
- Gangguan nyeri kronis pada vagina
Perempuan yang tidak bisa merasakan orgasme bisa jadi disebabkan oleh adanya gangguan pada vagina. Hal tersebut menjadi mungkin apabila setelah dicoba melalui berbagai upaya, perempuan tersebut masih kesulitan orgasme.
- Budaya dan nilai masyarakat
“Budaya adalah alasan besar di balik mengapa perempuan tidak bisa orgasme,” kata Mintz.
Ia menjelaskan bahwa ada kesenjangan orgasme yang besar antara laki-laki dan perempuan. Perempuan mengalami lebih sedikit orgasme daripada laki-laki.
- Stres secara psikologis
“Anda mungkin tidak mudah orgasme ketika stres atau ketika Anda berada di lingkungan yang tidak nyaman. Ada hubungan pikiran dengan tubuh yang kuat dan apapun yang terjadi akan memengaruhi proses mencapai klimaks,” jelas Jamea.
Laki-laki biasanya orgasme dalam lima sampai sepuluh menit pertama rangsangan cepat. Perempuan mungkin membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk sampai ke sana. Jadi, banyak perempuan yang belum pernah mengalami orgasme mungkin tidak memberikan diri mereka cukup waktu untuk mengeksplor diri mereka.
- Masalah komunikasi
Terapis psikoseksual Kate Moyle menyebut, komunikasi pada pasangan juga faktor penentu orgasme. Perempuan sebaiknya harus mampu memberi tahu pasangan apa yang diinginkan dan yang disukai untuk mencapai orgasme.
“Pasangan bukanlah pembaca pikiran. Jika tidak diberi tahu, mereka belum tentu tahu,” kata Moyle.
Sumber : detik.com