3 Alasan Orang Dulu Pelit Senyum di Foto Lawas, Benarkah karena Dianggap Bodoh

0
281
ilustrasi

TNews, SEJARAH – Kalau kamu suka membaca buku-buku sejarah, mungkin beberapa kali akan menemukan kemiripan model-model foto lawas yang ada di sana. Para model foto kuno selalu terlihat memasang wajah serius dan bahkan tidak tersenyum sama sekali, apalagi unjuk gigi.

Kira-kira apa ya alasan di balik fenomena tersebut?

Menjawab ini, kita perlu kembali mengulas sejarah pertama kali foto pertama muncul di dunia. Melansir majalah TIME dan laman resmi Badan Sejarah Nebraska, Amerika Serikat, foto pertama diambil pada akhir tahun 1820-an atau abad ke-19.

Meskipun masih ditemukan adanya foto dengan senyuman di tahun-tahun awal kemunculan fotografi, namun masih membutuhkan waktu puluhan tahun lamanya untuk menjadikan senyum sebagai standar seseorang dalam mengambil foto.

Ada sejumlah alasan yang dikemukakan oleh para pakar tentang alasan ilmiah yang melatarbelakangi fenomena unik ini. Berikut penjelasannya.

  1. Butuh Waktu Lama untuk Ambil 1 Foto

Alasan pertama dan diyakini oleh banyak pakar adalah kecanggihan teknologi kamera pada zaman dulu, masih belum secanggih sekarang. Butuh waktu yang sangat lama hanya untuk mengambil satu foto saja.

Kurator Teknologi di Museum George Eastman, Todd Gustavon, mengatakan alasan inilah yang membuat ekspresi dan posisi model dalam foto-foto kuno cenderung monoton. Hal itu juga karena orang zaman dulu cenderung memilih posisi yang nyaman bagi mereka saat mengambil foto.

“Jika kamu melihat proses pembuatan (foto-foto kuno) di mana kamu harus merasakan waktu (pengambilan gambar) dalam waktu yang lama. Kamu akan memilih pose yang nyaman,” ungkap dia.

Selain itu, pada awal fotografi ditemukan, kamera yang digunakan masih mengandalkan reaksi kimia yang lambat. Artinya, bila model dalam foto bergerak sedikit saja maka akan menghasilkan foto yang buram.

  1. Tersenyum Lebar Dianggap Bodoh

Pendapat ini dikemukakan oleh Direktur Galeri Potret Nasional di Canberra, Australia Angus Trumble dan penulis Mark Twain. Pada era kemunculan fotografi awal, senyuman lebar dalam stigma sosial dianggap sebagai tanda kebodohan bagi seseorang. Bahkan, bisa dianggap tidak sopan bagi sebagian orang.

“Senyum yang lebar dikaitkan dengan kebodohan, kegilaan, kegaduhan, kemabukan, segala macam keadaan yang tidak sopan,” kata Trumble.

Selain itu, orang-orang pada masa itu meyakini momen pengambilan foto adalah sebuah momen formal. Sebab itu, dibutuhkan ekspresi wajah yang serius.

“Sebuah foto adalah dokumen yang paling penting, dan tidak ada yang lebih memberatkan untuk diturunkan ke anak cucu daripada senyum konyol dan bodoh yang ditangkap dan diperbaiki selamanya,” ungkap Mark Twain.

  1. Berkiblat pada Lukisan

Pendapat lain mengungkapkan alasan yang memungkinkan orang-orang zaman dulu cenderung tidak pernah tersenyum saat sedang difoto. Salah satunya karena berkiblat pada lukisan yang sudah populer lebih dulu.

Mereka cenderung mengambil panduan pada kebiasaan yang sudah ada sebelumnya, yakni lukisan. Dulu, lukisan merupakan salah satu seni yang menganggap senyuman adalah bentuk ketidaksopanan.

Sebab itulah, pengarah foto pada masa itu juga cenderung mengarahkan pose yang kaku dan formal dalam tiap kesempatan.

Lantas, sejak kapan fenomena tersenyum mulai populer dalam fotografi?

Fenomena senyum dalam foto mulai lumrah sejak awal kemunculan kamera jenis Kodak Brownie pada tahun 1900. Kamera ini merupakan kamera pertama yang mudah terjangkau oleh masyarakat luas dan dapat digunakan di mana-mana.

Artinya, hasil foto yang diambil mulai beragam bentuknya ketika kecanggihan teknologi kamera bukanlah sebuah hal yang eksklusif lagi.

“Ketika teknologi foto menjadi lebih mudah diakses oleh orang biasa, foto menjadi lebih spontan dan menangkap senyum dan tawa yang tulus,” tulis majalah TIME.

Nah, sekarang sudah paham bukan kenapa foto-foto lawas yang sering kita lihat cenderung terkesan formal dan kaku?

 

Sumber : detik.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.