TNews, NASIONAL – Alasan Gubernur DKI Anies Baswedan membawa tanah dan air dari Kampung Akuarium untuk disatukan di IKN Nusantara menuai kritikan. PDIP menyindir soal tak ada program Anies yang berpihak kepada rakyat kecil.
Anies Bawa Tanah dari Kampung Akuarium
Anies menceritakan soal tanah yang dibawanya dari Kampung Akuarium, Jakarta Utara, itu lewat akun Facebook-nya seperti dilihat, Minggu (13/3/2022). Anies meyakini tanah dari Kampung Akuarium menjadi harapan baru bagi kebahagiaan dan kemajuan seluruh rakyat.
“Tanah dari Kampung Akuarium menghadirkan harapan bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan ibu kota ini hendaknya tidak memarjinalkan rakyat kecil dan justru nyata-nyata akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan,” kata Anies.
Dalam unggahan Anies, video itu berisi sejumlah warga tengah mencangkul tanah berlatar Kampung Susun Akuarium. Mereka mengumpulkan tanah dan dimasukkan ke dalam keranjang.
“Pagi ini, rakyat kebanyakan yaitu ibu-ibu warga Kampung Akuarium, di pesisir Jakarta Utara mencangkul dan mengumpulkan tanah untuk dibawa oleh Gubernur DKI Jakarta ke IKN,” ungkapnya.
Eks Mendikbud itu meyakini kembalinya kehidupan masyarakat di Kampung Akuarium menjadi simbol dalam menghadirkan cita-cita dasar para pendiri bangsa. Yaitu, melindungi setiap tumpah darah dan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Anies juga kembali berbicara mengenai alasannya membawa tanah dan airu dari Kampung Akuarium seusai prosesi di IKN Nusantara. Dia menitipkan harapan mengenai keadilan.
“Membawa harapan bahwa kota baru yang akan dibangun ini yang nantinya akan menjadi ibu kota bisa mengedepankan dan memprioritaskan manfaat bagi rakyat kebanyakan. Sebagaimana masyarakat di kampung akuarium yang dulunya mereka tersingkirkan termarjinalkan kemudian sekarang mereka digarisdepankan dan mendapatkan fasilitas,” ujar Anies lewat video yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/3/2022).
Anies mengingatkan negara ini hadir untuk melindungi setiap tumpah darah Indonesia. Dia berharap ibu kota baru dapat mewujudkan pesan keadilan tersebut.
“Harapan itulah yang dititipkan lewat tanah ini semoga di kota yang dibangun ini, yang nantinya akan dibangun menjadi ibu kota akan bisa menghadirkan pesan utama dan pertama atas pendirian republik ini yaitu menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuh Anies.
Anies juga menyambut pemindahan ibu kota ke Nusantara. Anies mengatakan momentum ini menjadi kesempatan untuk mempercepat Jakarta menjadi salah satu pusat kota global dunia.
“Kami di Jakarta menyambut ini sebagai sebuah kesempatan untuk kita mempercepat untuk Jakarta menjadi salah pusat kota global dunia. Dan kota global itu bukan hanya dari aspek ekonominya tetapi juga aspek budaya, aspek sosial, aspek pendidikan yang itu semua harus dikembangkan,” kata Anies.
Anies menyebut Jakarta sebagai megapolitan terbesar di belahan selatan dunia. Momentum pemindahan ibu kota, kata Anies, harus dijadikan peluang untuk mempercepat pembangunan.
“Jadi bagi kami di Jakarta, ini harus dipandang sebagai peluang, pelaung untuk makin mempercepat pembangunan di Jakarta sebagai salah satu kota global dunia, kota global dunia yang setara dengan kota-kota global lainnya. Jakarta adalah megapolitan terbesar di belahan selatan dunia dan ini harus dijadikan sebagai kesempatan untuk mempercepat,” ujar Jokowi.
Kritik dari PDIP
Kritik kemudian datang dari PDIP. PDIP menyebut Anies seolah-olah berpihak kepada rakyat kecil, padahal tak ada satu pun program yang menyentuh rakyat kecil.
“Apa nggak sebaliknya? Apa nggak sebaliknya yang dilakukan? Karena kan selama ini mereka hanya seolah-seolah berpihak kepada rakyat kecil. Karena faktanya kan dalam eksekusi program tidak ada yang menyentuh rakyat kecil,” kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono kepada wartawan, Senin (14/3/2022).
Gembong mencontohkan salah satu program yang memarjinalkan rakyat kecil adalah rumah DP 0 rupiah dan program penanganan banjir di Ibu Kota. Nyatanya, Anies malah melakukan pembiaran terhadap warga yang terendam banjir.
“Misalkan program kedua tentang pengentasan persoalan banjir, seolah-olah berpihak pada rakyat kecil karena tidak melakukan penggusuran. Seolah-olah kan, tapi kan membiarkan rakyat kecil terendam banjir, apakah itu berpihak?” jelasnya.
Anggota Komisi A itu menilai sebaiknya tanah dari Kota Tua-lah yang dibawa ke IKN Nusantara karena pernah menjadi pusat peradaban. Dia lantas menyinggung soal pembangunan Kampung Akuarium yang melanggar peraturan daerah rencana detail tata ruang (RDTR) DKI Jakarta.
“Saya kira akan jauh lebih membawa makna yang kuat di Kota Tua dibandingkan dengan Kampung Akuarium, yang notabene Kampung Akuarium itu dulu mau dikembalikan oleh pemerintahan sebelumnya kepada peruntukan yang sebenarnya, dulu itu permukiman warga, dilakukan penggusuran ditempatkan di rumah susun penghuninya dikembalikan kepada fungsi semula, yaitu untuk heritage,” ucapnya.
“Sekarang disulap kembali dijadikan hunian dengan harapan supaya keberpihakan Anies ke rakyat, seolah-olah kan gitu. Padahal berpihak, tapi melanggar aturan. Jangan sampai nanti IKN terbawa kepada psikologi seperti itu, seolah-olah berpihak tapi melanggar aturan kan nggak boleh juga. IKN jangan sampai bawa-bawa faktor psikologis seperti itu,” sambungnya.
Wagub Minta Tak Dipermasalahkan
Wagub DKI Ahmad Riza Patria meminta agar pilihan Gubernur DKI Jakarta Anies membawa tanah dari Kampung Akuarium ke IKN Nusantara tidak dipermasalahkan. Riza menilai semua tanah di Jakarta tak ada bedanya.
“Nggak usah dihubung-hubungkan ya. Sama saja semua tanah sekalipun memang di Akuarium kita ingin warga Jakarta mendapat kesempatan untuk tinggal lebih layak, lebih baik, termasuk Kampung Akuarium,” kata Riza kepada wartawan, Senin (14/3).
Politikus Gerindra itu memandang tanah dari kawasan mana pun yang dibawa ke IKN Nusantara tak masalah. Asalkan masih di wilayah Jakarta.
“Mau dari Cengkareng, Priok, tempat saya juga boleh, Cilandak boleh, yang penting dari Jakarta,” ujarnya.
Riza menegaskan tak ada maksud tertentu atas pemilihan tanah yang dibawa Anies ke IKN Nusantara meski Kampung Akuarium sempat menuai polemik di era gubernur sebelumnya. Riza menyatakan, prinsipnya setiap pemimpin memiliki tujuan baik dalam membangun Kota Jakarta. Dia lantas meminta agar tidak mempertentangkan antarpemimpin.
“Jangan didikotomi, semua pemimpin baik ya. Pak Anies-Sandi, baik. Pak Ahok-Djarot, semua pemimpin, Pak Jokowi, Pak Fauzi Bowo, Bang Yos, semua, Pak Ali Sadikin, semua punya niat, tujuan yang baik membangun Jakarta dan warga Jakarta,” katanya.
“Tugas kita jangan mempertentangkan apalagi menghadap-hadapkan para pemimpin. Justru kita mempersatukan semua pemimpin yang ada,” sambung Riza.
Sumber : detik.com