TNews, SEJARAH – Sandal Nabi Muhammad adalah wujud lain kesederhanaan sang utusan Allah SWT. Keistimewaan yang hadir bersamaan dengan tanggung jawab menjadikan Nabi pribadi yang agung dan mulia, sekaligus tak berlebihan.
Dikutip dari buku Syarah Syama’il Nabi Muhammad Penjelasan Lengkap Tentang Kepribadian & Karakter Rasulullah karya Syaikh Abdurrazaq Bin Abdul Muhsin Al-Bad, sandal dalam bahasa Arab disebut an-na’l atau alas kali. Sandal biasa digunakan untuk melindungi kaki saat beraktivitas di luar rumah.
Penggunaan sandal, sama seperti pakaian atau perlengkapan sandang lain, tidak dilarang dalam Islam. Karena itu, Islam membolehkan penggunaan aneka model sandal yang berubah seiring waktu. Aturan ini diterapkan hingga ada hukum yang melarangnya.
Ciri dan kapan saja Nabi Muhammad menggunakan sandal terekam dalam hadits yang diceritakan para sahabat. Berikut penjelasannya
- Memiliki jepit
alas
Sandal kanan dan kiri milik Nabi SAW diceritakan punya penjepit yang disebut al qibalan. Penjepit ini untuk mengikatkan tali dan menjaga kenyamanan pengguna. Biasanya penjepit ditempatkan di sela jari kaki.
- Memiliki dua tali
Selain penjepit, sandal Nabi SAW diceritakan memiliki dua tali. Salah satunya berada di depan seperti yang diterangkan di kalimat matsniyyun syirakuhuma dalam hadits.
- Polos
Polos mengacu pada sandal yang tidak menggunakan aksesoris tambahan. Rasulullah SAW mengindari perilaku berlebih-lebihan atau tabarruk, sehingga menggunakan sandal sesuai kebutuhannya.
- Sandal Nabi Muhammad berbahan kulit hewan yang disamak
Ciri ini dijelaskan melalui kalimat ra’itaku talbasu an-ni’al as saibtiyyah. Kulit hewan disamak sedemikian rupa hingga semua bulunya rontok. Tidak ada jejak bulu ditemukan dalam sandal Rasulullah SAW.
- Nabi SAW menggunakan sandal tersebut untuk berwudhu
Masih dari hadits yang sama, Nabi SAW dilaporkan menggunakan sandal tersebut untuk bersuci menggunakan air. Sandal bisa terus digunakan saat wudhu, atau baru dikenakan usau membersihkan diri sebelum salat.
- Sandal pernah digunakan saat salat
Buku tersebut menjelaskan, sandal dalam kondisi tertentu dapat digunakan saat beribadah. Misal saat berada di gurun pasir, gunung, pantai atau ketika di bentuk bentang alam lain. Sandal tentu tidak digunakan bila salat dilakukan di masjid atau rumah dengan lantai keramik.
Untuk keterangan tertutup dalam hadits merujuk pada bentuk sandal Nabi SAW. Sandal tersebut dijahit sendiri hingga tertutup dan digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
- Sandal Nabi SAW selalu digunakan sepasang, bukan salah satunya
Ketentuan ini berlaku untuk semua umat Nabi SAW, bukan hanya yang laki-laki. Salah satu alasan sandal harus digunakan sepasang adalah supaya tidak mendzalimi salah satu kaki, yang tidak mengenakan pelindung.
- Nabi SAW mendahulukan kaki kanan saat hendak bersandal
Sesuai hadits tersebut, tak ada salahnya mengikuti kebiasaan Nabi SAW. Saat beraktivitas, pastikan mengawalinya dengan bagian kanan baru disusul kiri.
- Model sandal Nabi Muhammad berbeda dengan sahabat
Sandal Nabi Muhammad tidak dipilih dan dikenakan untuk tujuan ibadah. Karena itu, tidak masalah jika sahabat menggunakan model lain. Dengan ketentuan ini tiap muslim bisa memilih model sandalnya sendiri tanpa perlu khawatir.
Penjelasan sandal Nabi Muhammad semoga bisa menginspirasi tiap muslim untuk berlaku sederhana, tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dan memaksimalkan fungsi suatu barang.
Sumber : detik.com