TNews, SEJARAH – Valerian merupakan Kaisar Romawi yang memerintah dari tahun 253 M. Pada saat itu, selama setengah abad terakhir Roma mengalami masa sulit, karena Kekaisaran telah diperintah oleh serangkaian kaisar yang kurang cakap dan berlangsung selama beberapa dekade.
Dalam periode 50 tahun dari 235 hingga 285 M setidaknya ada 20 kaisar dengan mayoritas tewas dalam pertempuran atau pembunuhan.
Sebagian besar sejarawan menunjuk ke tahun 180 M sebagai penanda kematian Pax Romana atau Perdamaian Romawi. Selama dua abad berikutnya, kekaisaran di barat berjuang secara sosial, politik, dan ekonomi.
Valerian sebagai Kaisar Romawi
Mengutip laman World History, saat tiba di Roma, Valerian berharap untuk menertibkan kekaisaran. Namun, tekanan eksternal memperburuk tuntutan ekonomi, politik, dan moral internal.
Seorang sejarawan mengatakan bahwa dia mewarisi sebuah kerajaan yang “di luar kendali”. Kemudian dengan bijak, Valerian mengangkat putranya, Publius Licinius Egnatius Gallienus sebagai rekan-kaisar.
Menyadari bahwa tidak mungkin lagi bagi satu kaisar untuk mengendalikan seluruh kekaisaran, Valerian menunjuk putranya Gallienus untuk memerintah Barat sementara ia bergerak ke timur untuk mengusir invasi Persia.
Namun sayang, usahanya untuk bernegosiasi secara pribadi dengan raja Persia Shāpūr I (Latin: Sapor) berakhir dengan kegagalan. Dia ditangkap pada bulan Juni 260 M.
Menjadi Tawanan dan Budak
Menurut beberapa catatan, Valerian menghabiskan sisa hidupnya di Persia sebagai tawanan dan budak. Bahkan hingga diseret dengan rantai dan dipaksa untuk berjongkok agar Shapur dapat menginjak punggung kaisar untuk menunggangi kudanya.
Setelah kematiannya, kulit Valerian dihilangkan dan diwarnai, kemudian ditunjukkan kepada pengunjung kuil di masa depan (kebanyakan sebagai peringatan).
Res Gestae Divi Saporis karya Shapur atau ‘The Acts of the Divine Shapur’ merayakan penangkapan kaisar. Kematian Valerian tidak akan pernah terbalaskan karena Shapur akhirnya meninggal karena sakit pada tahun 270 M.
Banyak sejarawan kemudian melihat kisah Valerian sebagai contoh lain dari serangkaian panjang kaisar yang tidak kompeten.
Meski begitu, sejarawan menilai, satu-satunya kaisar romawi yang pernah ditangkap dan ditawan ini tetap tidak akan diingat hanya karena penangkapan dan penghinaannya.
Sumber : detik.com