ADVETORIAL, BOLMONG — Dinilai punya kontribusi besar atas kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow di anugerahi adat Ki Sinungkudan atau pemangku adat tertinggi dengan gelar ‘Bogani Ki Yasti’.
Penganugerahan gelar adat kepada Bupati Yasti tersebut dilaksanakan di Rumah Dinas Bupati, di Lolak, Senin 21 Maret 2022.
Kontribusi Yasti atas kemajuan Bolmong tersebut, di antaranya menghadirkan Kawasan Industri Mongondow (KIMONG), pembangunan Bandar Udara Loloda Mokoagow, pembangunan Waduk Pindol, pembangunan Terminal Tipe A Lolak, serta pembangunan infrastruktur yang terus dimaksimalkan.
Atas kontribusi Yasti tersebut, para pemangku-pemangku adat di 15 Kecamatan se Kabupaten Bolmong bersepakat lewat Mobakid memberikan gelar adat kepada yasti Soepredjo Mokoagow sebagai ‘Bogani Ki Yasti’.
Ketua Lembaga Warisan Budaya Bolaang Mongondow Raya (LWB BMR) Chairun Mokoginta mengatakan, pelaksanaan pemberian gelar adat didahului dengan musyawarah Mobakid di 15 wilayah kecamatan yang ada. “Hasil Mobakid tersebut diteruskan ke tingkat kabupaten untuk ditindaklanjuti oleh pemangku adat dalam pemberian gelar,” ungkap Chairun.
Dia menjelaskan, pakaian Tapaluk yang digunakan oleh Bupati Yasti terdapat beberapa bagian. Yakni pada bagian kepala disebut Papodong, yang diikat pada lengan tangan adalah Batagan, kain yang melingkari tubuh disebut Bandang, serta pada pinggang disebut Bongkol. “Di tangan itu Pateda namanya, ada juga Lingkit digantung di lengan,” jelas Chairun.
Setelah prosesi pemberian gelar adat kata Chairun, Bupati Yasti diarahkan untuk duduk di Kolatag (tempat duduk kehormatan). “Aksesoris yang ada di Kolatag seperti kain sikayu momobatunan artinya harus saling mengangkat, membantu menasehati ke hal-hal baik, untuk kebaikan semua makhluk hidup,” ucap Mokoginta.
Selain itu kata dia, untuk kain yang menjadi pengalas tempat duduk di Kolatag adalah adalah kain Kinatola, obat atau mayana motif ini ditujukan supaya orang yang duduk akan selalu sehat dan dijauhkan dari segala macam penyakit. “Yang paling antik adalah kain antik Turia’ sangat diagungkan, karena yang bermotif hijau itu merupakan yang paling sakral, kain ini hanya digunakan dikalangan yang berdarah biru. Tidak sembarang orang yang boleh menggunakannya,” tuturnya.
Kain Turia’ itu beber Chairun, sudah berusia 400 tahun. “Kain itu merupakan kain pinogama ki buloi Antong tangoinya ki Lalara, yang berasal dari Spanyol,” katanya.
Sementara itu, Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow usai dianugerahi gelar adat menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Bolmong.
Teristimewa kata Yasti, kepada seluruh tokoh-tokoh adat, Sangadi, BPD, yang telah memberikan gelar adat sebagai ‘Bogani Ki Yasti’ yang tentu merupakan penghormatan dari masyarakat Bolmong kepada dirinya. “Ini adalah amanah dari masyarakat, Alhamdulilah saya terima dengan baik, dengan senang hati. Dan tentu kedepan wajib bagi saya, dimanapun saya berada untuk tetap menghormati dan melestarikan nilai-nilai luhur Budaya Bolaang Mongondow,” katanya.
Tak hanya itu, Yasti juga menyebut untuk memajukan Bolmong adalah kewajiban, istimewanya setiap anak Bolmong harus dibantu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.
Anak-anak orang Mongondow yang dimaksudkan kata dia, adalah seluruh masyarakat Bolmong dengan berbagai macam suku, ras, dan agama. Itu adalah orang Mongondow. “Tentu menjadi kewajiban bagi saya sesuai dengan kemampuan saya, untuk kita sama-sama saling memajukan. Insya Allah amanah ini akan saya jaga dengan sebaik-baiknya,” tambah Yasti.
Imran Asiaw